oleh

Kritik Itu Tanda Peduli

 

OLEH : SUHERMAN

Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politicon artinya manusia yang memiliki keinginan untuk hidup bersama-sama. Hidup secara bersama- sama adalah naluri manusia sebab tidak ada manusia yang dapat menjalani kehidupannya sendiri-sendiri secara sempurna siapapun dia.

Dalam menjalani kehidupannya manusia membutuhkan interaksi-interaksi social yang konsekwensinya adalah adanya titik singgung antara kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan juga ada kepentingan yang berbeda.

Menyikapi ketidakpuasan atas kepentingan berbeda, salah satunya dengan memberikan masukan pendapat, saran dan bahkan kritikan baik secara langsung maupun tidak melalui lisan ataupun tulisan. Itulah hakekat manusia yang saling mengingatkan apabila manusia lainnya abai dan lalai.

Manusia dapat melihat realitas social, fenomena disekitarnya secara tajam dengan menggunakan kesadaran kritisnya sebab sebagaimana pendapat Paulo Freire bahwa kesadaran tertinggi yang ada pada diri manusia adalah kesadaran kritis.

Dengan kesadaran kritis tersebut secara objektif kita dapat melihat, menilai dan memperbaiki kekuarangan diri pada saat bersamaan kita akan senantiasa untuk selalu mawas diri dari segala aktifitas maupun kebijakan yang akan kita buat dalam kehidupan.

 

Fenomena Sosial.

Banyak anggapan bahwa sikap kritis/kritik merupakan kebencian. Ketika seorang teman mengkritisi temannya, maka dianggap temannya benci. Ketika rakyat mengkritik pemimpin atau pemerintahnya, maka dianggap rakyat membenci pemerintahnya. Padahal sesungguhnya kritik itu bagian dari cinta dan kasih sayang dan kepedulian.

Seorang pacar mengkritisi kekasihnya nya adalah bagian dari cinta dan kasih sayang, pun demikian juga dengan seorang ayah yang mengkritik anaknya bukan saja dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan, itu semata-mata karena rasa sayang seorang ayah yang begitu besar terhadap anaknya.

Kritik itu lahir dari kepedulian, tidak mungkin orang mengkritik karena sebaliknya. Namun tentu saja menurut penulis setiap kritik yang disampaikan kepada siapapun dan melalui media apapun baik lisan maupun tulisan harus disampaikan secara elegen, santun dan beradab. Tidak memfitnah dan menyebar kebencian.Dan pada saat bersamaan memberikan solusi perbaikan atas apa yang dikritisinya.

Berbahagialah kepada orang-orang yang senantiasa terbuka atas kritikan, sebab orang-orang tersebutlah yang patut dan pantas diberikan pujian sebagaimana ucapan Halle Berry saat meneriman piala Oscar Tahun 2004 “ Anda tidak layak dipuji, kalau anda tidak bisa menerima kritikan”.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]