oleh

Demo Jagung, Bawa Jagung

Aksi unjuk rasa yang digelar oleh gabungan Gerakan Bersama Pemuda Mahasiswa Dompu untuk Keadilan (GEBPMAD), Serikat Mahasiswa Islam (SMI), SPS, Buruh dan petani pada kamis 22/3 yang menuntut dinaikan harga jagung membawa serta beberapa pohon jagung yang masih lengkap tongkolnya, mereka menuding pemerintah telah menipu karena pasar yang dijanjikan tidak pernah ada, akibatnya harga jagung melorot tajam.

Massa yang dikoordinir oleh Ahmad Fauzan ini memulai aksinya dibundaran depan masjid raya Dompu, melakukan long march menuju gedung DPRD dan Kantor Bupati. Disepanjang perjalan mereka meneriakan pernyataan anti pemerintah daerah. ”Kita harus lawan pemerintah yang bobrok,” teriak Ahmad Fauzan yang menjadi korlap aksi itu.

Tak ketinggalan saat melewati pasar induk Dompu mereka juga meneriakan pernyataan-pernyataan pedas kepada pemerintah dan DPRD yang tidak becus mengurus rakyatnya. Akibat kebijakan yang bobrok kata Fauzan petani dirugikan bahkan sudah berada diambang kemiskinan.

Didepan kantor DPRD puluhan aktifis ini menohok lembaga wakil rakyat itu sebagai biang kerok menyengsarakan rakyatnya. Merekapun sempat emosi tak kala tak satupun anggota DPRD yang mau menerima mereka karena tidak mengantongi SPPT dari kepolisian, sedangkan pada saat yang sama DPRD sedang ada agenda rapat.

Sebagai pelampiasan perasaan dongkolnya dipimpin oleh Fauzan puluhan massa aksi melakukan aksi ludahin bersama kantor DPRD dan isinya. Usai meludah merekapun meninggalkan kantor DPRD untuk menuju kantor Bupati.

Dikantor Bupatipun mereka menyampaikan kekesalan mereka terhadap apa yang tengah terjadi, program jagung yang diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan petani justru akan menghancurkan petani itu sendiri. Massapun berusaha memaksa untuk bertemu dengan Bupati Drs  Bambang M Yasin dengan mendorong dan menggoyang pintu pagar, tetapi tak berhasil menjebol karena dijaga aparat polisi dan Pol PP.

Bebarapa diantaranya terpaksa naik diatas pintu pagar dan melakukan orasi disitu, lucunya saat salah seoang tengah berorasi diatas pintu masuk massa yang lain menggoyang-goyang pintu tersebut. Akibatnya orator yang tengah bersemangat berorasi nyaris jatuh dan celaka. ”Aina kinda doho, (jangan goyang pintunya,reda)” teriak orator tersebut.

Tuntutan demontsran agar harga jagung dinaikan menjadi Rp 5000, sesuatu angka yang sungguh diluar jangkauan, sementara pemerintah sebelumnya pemerintah melalui Bupati telah menetapkan harga jagung sebesar Rp 1.900 dengan kadar air maksimal 17 persen.

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]