oleh

Demo Tolak Tambang Berakhir Ricuh

DOMPU—Aksi demo dari Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) cabang Dompu selasa kemarin berakhir ricuh, aparat kepolisian terpaksa membubarkan paksa massa SMI yang ngotot ingin bertemu langsung dengan DPRD, saling dorong tak terhindarkan didepan pintu gerbang DPRD, massapun dipukul mundur hingga didepan SMA Negeri 1 Dompu.

Tidak ada yang terluka dalam insiden itu, tapi baik dari massa maupun aparat ada yang sempat terjatuh, bahkan salah seorang massa aksi perempuan terjerembab kedalam got dan berteriak histeris.

Insiden itu dipicu oleh ngototnya massa SMI yang ingin bertemu dengan DPRD, sementara anggota DPRD sendiri menolak karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya disamping SMI tidak mengantongi STTP. Korlap SMI Arfan dalam orasinya menegaskan bahwa tolak tambang adalah harga mati, sebab fakta yang ada tambang tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, melainkan menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. ‘’Kehadiran tambang malam mengancam keselamatan masyarakat,’’ teriak Arfan.

Karena itu mereka minta kepada aparat kepolisian yang berjaga untuk bisa dipertemukan dengan DPRD agar bisa menyampaikan aspirasi serta dapat memberikan komitmen dan pemahaman yang sama untuk menolak tambang didaerah ini. Walau diminta aparat tetap tidak mengijinkan, massapun menggoyang-nggoyang pintu pagar hingga akhirnya terjadi aksi saling dorong.

Usai insiden massa SMI kembali mengecam tindakan represif aparat kepada massa, mereka menilai aparat arogan serta tidak menjadi penganyom yang baik bagi masyarakat. ‘’Bahkan polisi menjadi provokator disini,’’ teriak salah satu aktifis melalui pengeras suara.

Aparat kepolisian juga tidak tinggal diam, melalui pengeras suara yang lebih dominant membalas orasi itu bahwa tidak ada aparat yang menjadi provokator, justru mahasiswalah yang memprovokasi keadaan.

Kabag Ops Polres Dompu Kompol Andi Dadi yang memimpin pengamanan itu sekaligus memegang pengeras suara meminta agar mahasiswa tetap dapat menyalurkan aspirasi secara benar sesuai dengan prosedur yang ada. ‘’Silahkan mahasiswa sampaikan aspirasi secara benar, polisi tidak pernah menghalangi,’’ tandas Andi.

Cara-cara yang benar yang dimaksudkan Andi seperti menyampaikan surat pemberitahuan kepada Polres sehingga bisa difasilitasi dengan pihak yang ingin ditemui. ‘’Kalian kan tidak memasukan surat pemberitahuan,’’ tambah Andi lagi. Berbalas statemen lewat pengeras suara sempat terjadi dan aparat kepolisian bersikukuh akan menegakan aturan sesuai dengan standar yang berlaku.

Setelah ada penegasan seperti itu massa kemudian merapatkan barisan dan melanjutkan perjalanan hingga di taman kota Dompu, disana mereka menyelesaikan aksinya dan duduk melingkar.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]