oleh

Aktifis Kobra Ancam Kantor Pemkab Dompu Dengan Bom Molotof

DOMPU—Demo belasan aktifis Koalisi rakyat bersatu (Kobra) Dompu kamis kemarin berhasil menerobos sampai pintu masuk ruang kerja Bupati dengan kendaraan yang mereka bawa, padahal areal itu larangan yang ditandai dengan pemasangan portal. Tidak itu saja persedium Kobra Ikwahyuddin AK bahkan mengeluarkan bom molotof yang bersumbu dan siap diledakan dikantor Bupati.

 Sebelumnya belasan aktifis melakukan aksi dikantor kejaksaan kemudian melanjutkan kekantor Bupati menggungat kinerja aparatur yang dicurigainya sarat dengan KKN. Setelah berhasil tembus sampai didepan kantor utama Bupati, korlap aksi Bondan Winarto langsung menggelar mimbar bebas dan mengecam berbagai ketimpangan yang terjadi.

Giliran Ikwahyuddin berorasi dia berjanji dalam menuntaskan berbagai dugaan korupsi yang terjadi pihaknya siap berhadapan dengan siapapun termasuk berhadapan dengan hukum. Karena itu mereka minta agar perwakilan pemerintah segera menerima mereka untuk berdialog, diapun memberi komando kepada aktifis lain supaya segera menyiapkan senjata agar segera menerobos masuk keruang Bupati dan wakil Bupati.

Sejumlah massa yang dibawa langsung bersiap, Ikwahyuddin mengambil satu buah tas kresek warna hitam dan ditentengnya mendekat pintu ruang kerja Bupati dan wakil Bupati yang terlebih dahulu dikawal puluhan aparat kepolisian.

Ikwahyuddin berteriak dalam rentang dua menit pejabat perwakilan pemerintah segera menerima mereka, kalau tidak bom molotof yg sumbunya tersembul keluar akan segera diledakan. ‘’Saya ingatkan dua menit kami tidak diladeni bom molotof ini akan segera diledakan,’’ teriak Ikwahyuddin sambil mengangkat tinggi-tinggi bungkusan dikatakanya bom yang telah diberi sumbu dengan korek gas ditangan yang lainya.

Tidak sampai dua menit, muncul Iptu Lanang yang menjadi mediator dan menemui demonstran. Dalam percakapan sesaat itu, perwira polisi tersebut menjelaskan perwakilan pemerintah sudah siap menerima mereka, Ikwahyuddin menggagalkan niat nekadnya tersebut.

Aksi nekad Ikwahyuddin tersebut sempat mengkhwatirkan sejumlah pegawai yang menyaksikanya, merekapun menyesalkan kenapa aksi yang jelas mengancam dengan bom tidak ditindak dengan tegas karena mengancam keselamatan orang lain. ‘’Aksi itu sangat berbahaya kenapa tidak langsung dihentikan,’’ sesal beberapa pegawai dikantor Pemkab.

Iptu Lanang yang memimpin pengamanan mengakui tugas pertamanya adalah memfasilitasi dan berhasil mempertemukan. Soal bom yang dibawa serta aktifis setelah dilakukan pemeriksaan ternyata bom palsu untuk menggertak saja. ‘’Isinya ternyata madu yang dicampur air yang diberi sumbu,’’ urainya.

Dalam dialog yang digelar diruangan Wakil Bupati Dompu, aktifis Kobra menyoal pembayaran sertifikasi guru yang tertunggak satu bulan ditahun 2010 dan satu bulan ditahun 2011 yang mencapai miliyaran rupiah. Kemudian mereka juga mempersoalkan pelalangan proyek bencana alam yang diduga terjadi gratifikasi dengan indikasi perusahaan pemenangnya tidak memenuhi persyaratan.

Atas persoalan tersebut Wakil Bupati menngakui kalau ditahun 2010-2011 memang tertunggak masing-masing satu bulan dan pemerintah tengah berusaha untuk menyelesaikan sesuai dengan ketentuan.

Untuk tahun ini yang bisa terbayarkan adalah tunggakan ditahun 2010 karena ketentuanya setelah dua tahun baru bisa dibayarkan.Begitu juga dengan tunggakan tahun 2011 juga akan dibayarkan pada tahun kemudianya.

Sedangkan menyangkut dugaan grafitasi proyek bencana alam, panitia telah melaksanakan sesuai dengan prosedur, soal dugaan perusahaan pemenang tidak memenuhi persyaratan pemerintah siap menunjukan bukti-bukti itu bahwa semuanya lengkap. ‘’Soal persyaratan kita siap menunjukan bukti-bukti bahwa memenuhi syarat,’’ ujar anggota Pokja Nukman SH yang mendampingi Wakil Bupati.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]