oleh

Jenazah Terduga Teroris Dompu Akhirnya Kembali

DOMPU–Jenazah terduga teroris Dompu Sirajuddin alias Eja yang tertembak pada 5 januari lalu tadi malam 26/2/2013 akhirnya kembali kerumah duka di Dusun Worobaka Desa Baka Jaya Kecamatan Woja Dompu NTB. Jenazah diangkut menggunakan mobil ambulance dan sampai dikampung halaman pada tengah malam pukul 23.40 wita.

Sejak tertembak dengan empat terduga teroris lain didua titik yang berbeda di Kabupaten Dompu lima jenazah yang tewas langsung diterbangkan menuju Jakarta untuk penyelidikan. Empat terduga lain berhasil diidentifikasi, sementara jenazah Eja lebih dikenal sebagai Faiz pelarian asal Poso.

Mabes Polri mengaku sangat kesulitan melakukan identifikasi karena tidak memiliki identitas hingga jenazah almarhum tersimpan di rumah sakit Kramat Jati Polri hampir dua bulan lamanya. Sementara orang tua Eja dan keluarganya berkali-kali mendatangi Polres dan DPRD melaporkan hilangnya anak mereka sejak aksi penggerebekan densus 88.

Tak ada khabar berita dari Polres dan pemerintah setempat orang tua almarhum Zikra didampingi pamanya Baharuddin dan Sudirman nekat ke Jakarta untuk mengenali langsung jenazah yang tersimpan di Mabes Polri. Memuluskan rencana untuk bertemu dengan jenazah almarhum keluarga terpaksa mendatangi komisi III DPR-RI untuk menfasilitasi.

Setelah difasilitasi dan dipertemukan ternyata jenazah yang tersimpan memang Eja yang selama ini mereka cari. Sementara suasana penjemputan jenazah yang berlangsung tengah malam berlangsung aman dan tertib. Tidak ada aksi yang berlebihan, hanya terdengar beberapa kali pekikan allahuakbar. Kedua orang tua almarhum Zikra dan Suharni yang menerima peti jenazah berusaha tenang walau Zikra sendiri menutup mukanya dengan kedua tangan untuk menutupi kesedihan.

Paman almarhum Jakariah dan Baharuddin mengaku sangat bersyukur atas kembalinya mayat keponakan tersebut, dengan demikian kewajiban keluarga adalah menguburkanya dengan patut dan secara islam.

Terkait dengan waktu penguburan, pihak keluarga ingin meminta dulu kepastian dari Kepolisian agar tidak mengapa-apakan lagi jenazah yang telah dikuburkan, seperti melakukan otopsi dan semacamnya. Selain itu juga akan meminta kepastian terkait dengan label teroris yang disematkan kepada almarhum. Sebab menurut mereka keponakanya bukan teroris dan hanya sebagai warga biasa yang berprofesi sebagai pelayan bakso.

Pentingnya dijelaskan label itu agar publik mengerti, karena kalau iya supaya bisa ditunjukan aktifitas teror yang dilakukanya. Sebab sejauh ini yang diketahuinya Eja adalah anak yang baik dan tak pernah datang ke Poso apalagi sebagai pelarian dari Poso.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]