oleh

BBM Naik, Ketua DPRD Dompu Naik Angkot

DOMPU–Naiknya harga BBM didalam negeri disikapi secara berbeda oleh berbagai elemen, demo digelar dimana-mana diseantero Nusantara‎. Pun Ketua DPRD Dompu NTB Yuliadin Bucek memilih cara sendiri pasca penetapan kenaikan BBM, dia naik angkutan kota menuju kantornya.

Tidak ada yang menyangka politisi PAN ini akan naik angkot pada rabu 19/11, tetapi tiba-tiba dari dalam angkot turun seorang pria berpakaian hitam-hitam didepan rumah makan arema yang terletak persiss depan kantor DPRD Dompu.

Pengunjung rumah makan dan warga sekitar semula tidak begitu memperhatikan karena hal seperti itu biasa angkot menurunkan penumpang. Tetapi setelah tahu bahwa yang turun adalah Ketua DPRD Dompu barulah diperhatikan secara serius.

Sikap Ketua DPRD Dompu yang naik angkot padahal memiliki kendaraan dinas EA 2 R yang ekseklusif memunculkan pendapat yang beragam dari pengunjung rumah makan dan warga yang melihat. Ada yang bilang, hebat tuh ketua DPRD naik angkot, tetapi sebahagian lainya bilang, ah pencitraan lagi pak ketua.

Tetapi Yuliadin Bucek sendiri yang dikonfirmasi mengakui kalau sikapnya naik angkot menuju kekantor DPRD hanyalah untuk menikmati secara langsung pasca naiknya harga BBM. Dari rumah kediamanya Dusun Buncu Desa Matua Kecamatan Woja menuju kantor harus ditempuh dengan jarak sekitar enam kilo meter. ”Saya ingin tahu seperti apa kondisi angkot pasca naiknya BBM,” terang dia.

Pengalamanya setelah berada di angkot diceritakanya sangat sepi penumpang, sepanjang eman kilo hanya naik satu penumpang, selain dirinya yang didampingi satu anggota DPRD asal PBB Syarifuddn SH.

Dari keluhan yang diterima dari sopir dan kernet angkot, mereka masih memprotes kebijakan pemerintah daerah yang menaikan tarif hanya Rp 4.000 untuk umum dan Rp 2.000 untuk pelajar.yang diakui belum sebanding dengan harga BBM. Harga yang pantas menurut sopir untuk umum sebesar Rp 5.000 dan pelajar Rp 3.000.

Para sopir membandingkan dengan tariff angkutan kota daerah lain yang mencapai hingga Rp 7000. ‘’Penyelesaian masalah ini harus dilakukan secara bijak. Keputusan yang diambil tidak boleh merugikan salah satu pihak. Baik penumpang maupun pengusaha angkot,” katanya.

Ia meminta kepada pemerintah untuk segera membangun komunikasi dengan para sopir angkot dan pihak-pihak terkait, dalam memutuskan tariff resmi jasa angkutan. Ini dilakukan supaya tidak ada lagi aksi mogok di jalan. ‘’Ketika pembahasan tariff bersama pemerintah nanti, saya mewakili teman-teman di jalan (sopir), sangat berharap kepada Organda untuk tetap melindungi para sopir,” harapnya.

Meski sehari-hari biasa duduk di atas empuknya kursi mobil dinas. Namun, saat menaiki angkot tadi, Bucek mengaku cukup nyaman. Ia menilai, untuk ukuran Dompu dari segi keamanan angkutan bemo masih nyaman untuk dinaiki terutama bagi para pelajar. ‘’Kalau dibanding kota-kota besar, angkutan bemo di Dompu masih nyaman untuk transportasi,” ujarnya. (01)

 

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]