oleh

Kunjungan Wisata Gunung Tambora Meningkat

DOMPU-Seiring tahun berjalan kunjungan wisata di kawasan Taman Nasional Gunung Tambora terus mengalami peningkatan.

Untuk tahun 2019 kemarin tercatat sebanyak 7.600 orang telah berkunjung dan melakukan pendakian ke gunung tertinggi di pulau Sumbawa Itu. Angka tersebut tentu menunjukan adanya peningkatan grafik terhadap data kunjungan wisata dan pendakian di gunung Tambora.
Sebab pada tahun 2018 tingkat kunjungan wisata ke gunung Tambora hanya tercatat sebanyak 4.500 orang.

Adanya peningkatan kunjungan ini pun dimanfataatkan pihak Balai Taman Nasional (BTN) Tambora untuk terus berbenah dan melakukan beberapa terobosan serta melaksanakan program kerja yang mengarah pada peningkatan mutu dan kualitas pengelolaan kawasan di Taman Nasional Tambora.

Dengan demikian hal Itu sangat diyakini bisa memicu minat pengungjung untuk berwisata ke gunung api yang dikenal dengan keindahan padang Savana nya yang luas. “Alhamdulillah kunjungan ke Tambora setiap tahun terus mengalami peningkatan,” ungkap Murlan Dameria Pane, Kepala Balai Taman Nasional Tambora, saat ditemui media ini diruang kerjanya Senin (20/01) pagi tadi.

Meningkatnya kunjungan wisata ke Tambora tentu menjadi sebuah kebangaan. Dan hal Itupun memotivasi pihak BTN Tambora untuk terus berbuat serta bekerja lebih optimal lagi. Empat pintu masuk resmi pada jalur pendakian di Tambora kini terus dilakukan penataan dan pembenahan baik itu penyediaan sarana istirahat berupa pondok dan barugak maupun menyediakan fasilitas sumber air di beberapa titik seperti yang akan disiapkan dijalur Doroncanga. “Insya Allah tahun ini akan kita upayakan sumber air di jalur Doroncanga,” kata Kepala BTN Tambora.

Namun demikian, menurut Murlan, dukungan dan kerjasama yang baik semua elemen masyarakat terutama yang berada disekitar kawasan taman nasional Tambora sangat diperlukan. Karena keberadaan TN Tambora ini pun diharapkan bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar melalui fungsi pemberdayaan. “Secara bersama kita bisa menjaga Tambora agar tetap terjaga ekosistim alam dan habitatnya. Selain alamnya yang indah, Tambora punya sejarah besar akan letusannya, dan sejarah ini harus kita jaga dengan baik,” ujarnya.

Sejarah letusan gunung Tambora pada tahun 1815 silam cukup mahadahsyat. Bahkan abu vulkaniknya menyebar ke pulau Sumatera, Sulawesi dan Jawa. Letusan itu diyakini telah menyebabkan gagal panen disejumlah negara dibelahan dunia ini.

Bahkan akibat abu vulkanik dari letusan Tambora juga berdampak pada perubahan iklim secara global sehingga dikenal dengan tanpa musim panas. “Sejarah besar inilah yang menjadikan Tambora sebagai gunung impian bagi para pendaki. Dan ini pula yang membuat Tambora beda dengan gunung api lainnya,” pungkas Murlan Dameria Pane. (DB02)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]