oleh

Ediansyah Mahasiswa Korban Bogem Polisi Resmi Lapor ke Propam

 

DOMPU-Insiden kericuhan antara mahasiswa dan polisi saat berlangsungnya demo menolak Undang-Undang Omnibus Law di kantor DPRD Dompu, Kamis (08/10) menyisahkan persoalan.

Selain terjadinya kerusakan fasilitas negara di kantor DPRD. Kericuhan itu menimbulkan adanya korban luka terutama di pihak mahasiswa dan pengunjukrasa.

Sebab saat kericuhan terjadi, ada sejumlah mahasiswa dan pendemo yang ditangkap dan diamankan pihak kepolisian.

Ironisnya, saat proses pengamanan justeru terjadi aksi pemukulan terhadap pendemo yang diduga dilakukan sejumlah oknum petugas polisi.

Akibat aksi “Main Bogem” oknum aparat telah menyebabkan jatuhnya korban luka dari kubu demonstran.

Menyikapi kondisi tersebut, Jumat (09/10) pagi tadi salah seorang demonstran yang mengaku menjadi bulan-bulan polisi secara resmi melaporkan kasus pemukulan yang dialaminya. “Alhamdulillah saya masih hidup. Hanya kepala bocor kena pukul dan tendangan, sekarang resmi kita laporkan,” ungkap Ediansyah saat ditemui teras Unit Propam, Polres Dompu, Jumat pagi tadi.

Dengan jidat berbalut perban dan baju serta celana penuh bekas darah, Ediansyah didampingi pengurus dan sejumlah kader Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Dompu mengaku kecewa dengan sikap represif yang dilakukan aparat kepolisian. “Sangat disesalkan. Silahkan saja ditangkap dan diamankan, tapi tidak perlu main pukul segala lah,” tutur sejumlah kader HMI Dompu.

Kapolres Dompu yang dikonfirmasi melalui Kasi Propam, Aipda Dwi Suharsono mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari kubu mahasiswa dan HMI. “Ya kita akan mulai melakukan pemeriksaan,” katanya.

Dia meminta agar pelapor melengkapi semua bukti baik berupa foto dan video terkait insiden pemukulan yang diduga dilakukan oknum anggota. “Korban akan divisum. Dan kita juga akan periksa para saksi,” ujar Dwi Suharsono.(DB02)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]