oleh

Gara-gara Beda Pilihan Pilkada Suami Istri ini Bertengkar

Diujung gang disebuah kampung terdengar teriakan seorang ibu paruh baya, dia teriak bak disengat lebah, tentu saja tetangga pada heboh mencari tahu apa yang tengah terjadi dengan rumah tangga itu. Suara lelaki sesekali menimpali diatas rumah panggung yang mereka tinggali.

Rupanya suami istri itu tengah bertengkar hebat karena sesuatu hal, dari celotehan sang istri hal yang mendasarinya karena perbedaan pilihan politik menjelang Pilkada serentak 9 Desember mendatang. ”Saya tidak mau dipaksa-paksa, pilihan saya sudah bulat,” kata ibu yang berinisial S dengan nada tinggi.

Semula suami istri itu bertengkar diatas rumah panggungnya, tetapi karena emosi sang suami tak tertahankan sang istri langsung melompat tanpa melewati anak tangga karena tangan sang suami hampir saya melayang dikepalanya. ”Gara-gara itu (pilihan politk,red) saya mau dipukul,” sesal sang istri sembari mencaci maki.

Sementara dari rumah panggung terdengar omelan sang suami yang merasa istrinya tidak tahu diri serta tak patuh sama suami. ”Kauku pilih ma ake na nee pabua pilih makalaiku (dusuruh pilih calon ini, ngotot mau yang lain,red),” teriak sang suami berniasial B sembari mendongakan kepalanya lewat jendela.

Sebagai sang suami B sudah meneliti prospek serta kemampuan calon yang akan dipilihnya, karena itu istrinya diajak untuk bersama-sama. ”Muloaku ngaha ganteng dou ka (bisa kamu makan gantengnya orang,red),” sesalnya.

Istri S yang hanya tamat SMP ini memang sudah terlanjur jatuh hati terhadap calon yang akan dipilihnya, menang atau kalah tetap akan dipilihnya walau suami memaksa yang lain. ”Ngolu kombi koana diau kaimu, tetap kupilih (Menang atau kalau tak perduli dan tetap kupilih),” tegasnya.

Atas kejadian itu sejumlah tetangga turun tangan mendamaikanya dan menasehati agar tidak menjadi masalah terhadap pilihan politik. ”Biasa saja tak usah terlalu dipersoalkan perbedaan pilihan politik. Siwi kanari-nari ja pu wunga maru, na ngawa lalo pa re (bujuk pelan-pelan saja saat tidur pasti mau),” nasihat tetangganya.

Setelah mendengar itu sang suami mengerti dan segera memanggil istrinya untuk kembali kerumah dan berjanji tidak akan memukulnya. (DB01)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]