oleh

Gencarkan Pencegahan Stunting, BPPKB Dompu Gelar Diskusi Ditamkot

 

DOMPU-Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam pencegahan dan penanganan stunting terus dilaksanakan. Berbagai kegiatan digelar, salah satunya dengan membuka forum diskusi.

Pemkab Dompu melalui, Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (BPPKB), Kamis (14/7) pagi tadi menggelar kegiatan diskusi yang berlangsung di areal taman kota Dompu.

Diskusi yang dihadiri piihak BKKBN Provinsi NTB itu dikemas dalam suasana santai dengan suguhan iringan music akustik yang dipersembahkan talent kebanggaan kota Dompu, Idul Adhar

Dua orang narasumber yakni Drs Syamsul Alam dan Anike Kusumawati, M.Kes, selaku Kabid Pelayanan Dikes Dompu terlihat cukup bersemangat memberikan penjelasan dan pencerahan terkait upaya pencegahan dan penanganan terhadap kasus stunting.

Forum diskusi yang dipandu moderator, Nursyamsiah menghadirkan sejumlah kelompok masyarakat sebagai peserta diskusi. Seperti komunitas tukang ojek, kemunitas media, para YouTubers. Kabid Pengendalian Penduduk, Yayat Nurhidayat tampak cukup aktif selama berlangsungnya kegiatan diskusi.

Terungkap dalam forum diskusi, angka kasus stunting di NTB masih cukup tinggi. Demikian pula yang terjadi di wilayah Kabupaten Dompu.

Menurut pemaparan narasumber. Tingginya angka stunting itu disebabkan beberapa faktor diantaranya kurang kesadaran dan terbatasnya pemahaman para orang tua dalam berperilaku hidup sehat.

Tingginya angka perceraian orang tua ternyata juga diklaim sebagai salah satu faktor utama penyebab munculnya kasus stunting. “Situasi ini semua akan berpengaruh besar terhadap kondisi anak,” papar Anike Yeyen.

Pentingnya, peran orang tua terutama kaum ibu menjadi hal yang sangat berdampak pada tumbuh kembang anak. Program Air Susu Ibu (ASI) semaksimal mungkin harus diberikan secara intensif. “Susu ekslusif harus dipastikan terpenuhi untuk anaknya,” jelas Yeyen.

Faruk, salah seorang peserta menyampaikan, upaya pemerintah hingga saat ini bum sepenuhnya optimal dalam penanganan stunting. Hampir setiap saat kegiatan sosialisasi terus dilakukan. Namun hasil atas itu belum terpenuhi secara maksimal. “Jadi tidak cukup dengan teori. Action dilapangan itu terpenting yang harus dilakukan,” tandasnya.

Menanggapi hal tersebut, Syamsul Anam menjelaskan, sejak awal program penangan stunting digaungkan pemerintah pusat, berbagai upaya ril dilapangan telah dilakukan. Salah satunya, membentuk tim pendamping keluarga (TPK).

TPK ini sendiri menurut Syamsul Anam telah terbentuk disejumlah daerah kabupaten kota dan menyebar ke setiap wilayah desa dan kelurahan. “Sejak kick off program ini, kita sudah jalan. TPK aka mendatangi dan menangani langsung warga di rumahnya,” tuturnya.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah, kata Syamsul Anam yakni dengan strategi mencari kan orang tua asuh bagi warga penderita stunting. Cara ini bisa secara personal maupun dengan meminta bantuan pihak perusahan yang berinvestasi di daerah yang dimaksud. “Kita semua harus bekerjasama. Saling mendukung. Jika ada kasus tolong dilaporkan ke petugas,” ujarnya. (DB02)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]