oleh

Kareku Kandei, Budaya Yang Tertumbuk Globalisasi

 

Kareku kandei (memukul lesung) adalah salah satu budaya yang pernah ngetrend dimasyarakat Kabupaten Dompu tempo dulu, dia menjadi alat pemersatu karena ketika sekelompok masyarakat memukul lesung dengan irama yang khas maka masyarakat yang lain akan berdatangan, kalau jaman sekarang semacam undangan.

Mengedarkan undangan bagi masyarakat Dompu tempo dulu memang tidak pernah ada, salah satu cara untuk mengumpulkan orang apakah ingin menggelar hajatan atau menyatakan syukur atas sesuatu keberhasilan maka kareku kandei adalah salah satu modelnya. Biasanya begitu mendengar ada kareku kandei masyarakat berbondong-bondong mendatangi asal suara.

Setelah berkumpul barulah pemilik hajatan menyampaikan maksudnya kareku kandei, setelah disampaikan semuanya kemudian diatur tetapi yang paling penting adalah melakukan gotong royong, membantu menyelesaikan hajatan dimaksud. Tingginya kekerabatan dan kekeluargaan menjadikan kareku kandei sebagai sebuah panggilan yang harus dipenuhi, biasanya seisi kampung merasa sangat malu bila tidak memenuhi panggilan kareku kandei ini.

Seiring perkembangan jaman dan derasnya arus globalisasi budaya kareku kandei dari waktu kewaktu meredup bahkan hilang sama sekali. Kalaupun kembali dilakukan esensinya bukan lagi merupakan undangan tetapi karena event-event tertentu baik dalam memperingati budaya-budaya Dompu maupun event-event yang dilombakan.

Hilangnya budaya kareku kandei ini karena munculnya trend-trend baru yang dianggap moderen, bila mengadakan hajatan cukup dengan mengedarkan undangan yang dimodifikasi dengan kalimat-kalimat dan foto yang wah, semakin baik dan mahal undangan yang dibuat maka semakin baik pula tingkat kesejahteraan pemilik hajatan.

Hal lain yang mempengaruhi hilangnya budaya kareku kandei ini karena lesung sebagai alat penumpuk pagi ini juga ikut hilang, karena diganti oleh mesin-mesin penggiling yang moderen. Sekarang tinggal generasi moderan saat ini apakah kareku kandei yang pernah ada dipertahankan atau tidak, pemerintah mestinya memiliki andil untuk mempertahankanya, selain agar budaya-budaya tetap lestari sekaligus budaya itu menjadi aset untuk kita jual kepada pihak-pihak yang berkunjung ke Dompu.

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]