oleh

Anggota DPRD Dan Kadis Peternakan Nyaris Baku Hantam

DOMPU—Anggota DPRD Dompu H Saidin nyaris baku hantam dengan Kadis Peternakan Dompu Ir Fakhruddin M,Si diruang kerja Kadis Peternakan pada kamis siang kemarin. Masing-masing pihak memberi pembenaran atas insiden itu, tetapi akibat kejadian itu sejumlah karyawan peternakan terlihat tegang dan tak terima atas kegaduhan yang terjadi.

Informasinya H Saidin yang juga sebagai ketua Pepehani Dompu datang kekantor dinas Peternakan untuk melakukan klarifikasi atas rencana petani ternak untuk mengikuti kontes ternak sapi pada 12 desember mendatang di Mataram. Klarifikasi yang dilakukan terkait adanya beban biaya sebesar Rp 150 ribu perorang.

Tidak jelas siapa yang memulai kedua pejabat itu bersitegang didalam ruangan kerja Kadis, bahkan sudah saling pegang kursi sebagai senjata. Tapi untungnya Kadis Peternakan langsung keluar ruangan menuju mobil dan pergi, tetapi sebelum pergi H Saidi sempat menghentikanya agar dapat menyelesaikan persoalan yang terjadi.

Ditemui dikantor Dinas Peternakan H Saidin mengakui insiden itu terjadi karena Kadis tidak menerima dengan baik kehadiranya untuk melakukan klarifikasi terkait kontes ternak sapi yang akan dilaksanakan. Bahkan kata dia bertindak kasar dan mengusirnya dari ruangan. ‘’Ini kan sangat keterlauan,’’ tandasnya mencak-mencak.

Tidak itu saja, lanjut Saidin salah seorang pegawainya ikut campur dan berprilaku tidak sopan terhadap dirinya. Terkait dengan pembebanan biaya untuk ikut kontes Saidin berkeinginan agar itu ditanggung oleh pemerintah dan hal itulah yang akan disampaikan kepada Kadis yang bertanggung jawab terhadap kegiatan dimaksud.

Sayangnya Kadis Peternakan tidak dapat dikonfirmasi karena tidak berada dikantor, Hand Phonenya juga tidak aktif. Tetapi menurut sejumlah pegawai yang menyaksikanya bahwa kehadiran anggota DPRD itu langsung-langsung marah kepada sang Kadis. Karena klarifikasi soal beban biaya Kadis tidak tahu menahu dan meminta agar menunggu Kabid pelayanan ijin usaha untuk menjelaskanya. ‘’Tetapi anggota DPRD itu tetap marah-marah,’’ ungkap pegawai yang biasa di panggil Man ini.

Sampailah pada klimasknya, Kadis melawan dengan kata-kata yang sama dan terjadilah kegaduhan dalam ruangan dan menghindari keributan yang lebih besar Kadis meninggalkan kantor dengan mobilnya.

Sementara Kabid pelayanan ijin usaha Dinas Peternakan Dompu mengakui tidak ada beban biaya yang dikenakan pada petani ternak yang akan mengikuti kontes ternak di Mataram. Kalaupun faktanya memang ada itu diluar pengetahuan dinas peternakan. ‘’Tak ada biaya yang dikenakan kepada petani ternak dan tak ada pula biaya itu dalam anggaran dinas peternakan,’’ tandasnya.

Bagi peternakan kontes ternak sapi itu merupakan sebuah ajang yang sangat ditunggu oleh petani ternak di Dompu, disamping mereka mengejar juara sekaligus diajang itu mereka berdagang menjual sapi-sapi yang akan dibawa diarena kontes. ‘’Petani ternak yang justru sangat butuh dengan kontes ini,’’ jelasnya.

Sementara Wakil ketua Pepehani Dompu H Jakariah didampingi sekretaris Pepehani Atok, Dinas Peternakan sama sekali tidak tahu menahu soal biaya dimaksud. Diakuinya uang Rp 150 ribu perorang itu merupakan kesepakatan bersama peserta kontes untuk membiayai berbagai kebutuhan peserta seperti membeli baju dan topi seragam, biaya makan minum selama kontes. ‘’Uang itu sama sekali tidak diketahui dinas peternakan, ini inisiatif kami,’’ tandas H Jakariah seraya memperlihatkan contoh baju dan topi yang dibeli dengan uang kesepakatan itu.

Kontes itu kata dia merupakan kegiatan yang sangat ditunggu dan hanya digelar dalam tujuh tahun sekali. Ajang itu disamping perebuatn juara bagi sapi-sapi terbaik sekaligus ajang bisnis karena yg berhasil memenangkan kontes akan dibeli dengan harga yang tinggi. Dalam sejarah kontes kata H Jakariah yang juga pengusaha ternak ini Kabupaten Dompu tetap mendominasi kegiatan karena kondisi sapi asal Kabupaten Dompu cukup bagus.

Sebagai petani dan pengusaha H Jakariah tidak ingin karena insiden itu mereka akan gagal mengikuti kontes di Mataram. Sejauh ini petani ternak tengah menunggu ijin dari Dinas Peternakan terkait untuk diberangkatkan, sementara segala bentuk biaya yang timbul akan ditanggung oleh petani ternak. ‘’Dari dulu seperti itu,’’ terangnya.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]