oleh

Tuntut Pembangunan Bronjong, Warga Simpasai Blokir Jalan

DOMPU—Puluhan warga lingkungan Dore, Kelurahan Simpasai, Kecamatan Woja bersama Komite Perjuangan Rakyat (KPR) dan Serikat Pemuda Simpasai (SPS), kemarin melakukan aksi pemblokiran jalan. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah yang tidak mengarahkan anggaran untuk pembangunan bronjong diwilayah setempat.

Padahal menurut warga, urgensi adanya bronjong diwilayah tersebut sangat dibutuhkan. Mengingat antara tebing dengan rumah warga tinggal menyisahkan jarak satu meter. Sebagai akibat terkikisnya tebing karena abrasi sungai na’e.

Aksi pemblokiran jalan Negara itu, dilakukan mulai sekitar pukul 08.35 sampai dengan 11.05 wita. Pemblokiran dengan menggunakan tumpukan kayu, batu, grobak benhur dan pembakar ban bekas. Akibatnya, arus kendaraan dari dan menuju kota Dompu terpaksa dialihkan kejalan alternatif atau jalur lingkungan.

Aksi tersebut mendapat pengawal aparat. Korlap Heri dalam orasinya mengatakan, aksi pemblokiran jalan merupakan puncak kemarahan warga atas tidak direalisasikannya pembangunan bronjong didaerah aliran sungai na’e. ‘’Sudah beberapa kali kami mengajukan surat permohonan pada pemerintah, namun tidak ditanggapi secara serius,” ujarnya.

Jarak antara tebing dengan pemukiman warga katanya, tinggal satu meter. Kondisi tersebut menjadi ancaman serius bagi warga. Sebab jika banjir datang, maka rumah warga akan hanyut dibawa arus. Pemerintah diakuinya, sudah beberapa kali turun kelokasi, tetapi belum ada komitmen membangun bronjong di lingkungan Dore. ‘’Kami mendesak pemerintah untuk segera membangun bronjong,” tuturnya.

Orator lainnya, Romo mengungkapkan, idealnya proyek harus diprorioritaskan pada daerah yang rawan. Namun pemerintah justru mengarahkan sejumlah paket proyek pembangunan bronjong pada wilayah yang tidak terlalu urgen. ‘’Kebijakan pemerintah patut dipertanyakan,” ungkapnya.

Tidak ada alasan bagi pemerintah kata Romo, untuk tidak membangun bronjong diwilayah tersebut. Sebab jarang tebing dan rumah warga sudah cukup kritis. Bahkan, kondisi itu sudah menjadi momok bagi warga. ‘’Kenapa pemerintah tidak segera turun tangan dalam menyikapi persoalan ini,” ucapnya.

Romo memberikan dead line waktu selama dua minggu pada pemerintah untuk segera merealisasikan pembangunan bronjong. Jika dalam waktu dua minggu tuntutan tidak dikabulkan, mereka mengacam akan terus melakukan aksi yang sama. ‘’Kalau dalam waktu dua minggu tuntutan kami tidak direalisasikan. Maka kami tetap akan melakukan aksi pemblokiran jalan,” ancamnya.

Sementara itu, Suparto salah seorang pengunjuk rasa meminta, pihak Kepolisian untuk melakukan upaya negosiasi dengan pemerintah supaya dapat hadir untuk memberikan penjelasan terkait dengan tuntutan warga tersebut. ‘’Sebelum adanya jawaban dari pemerintah, kami tidak akan membuka akses jalan,” ujarnya.

Beberapa saat kemudian, Anggota DPRD Kabupaten Dompu, Ilham Yahyu bersama, Kepala Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) turun kelokasi untuk memberikan pemahaman pada masyarakat. Kepala BPBD, Ir Efendi pada kesempatan itu, menyampaikan, pemerintah sejak beberapa bulan lalu, telah mendesain gambar pembangunan brojong diwilayah sungai na’e lingkungan Dore.

Bahkan, baru-baru ini, anggaran dari pemerintah pusat untuk mendukung rencana tersebut sudah ada senilai Rp. 90 juta. ‘’Anggaran itu digunakan untuk membangun bronjong sepanjang 70 meter dengan ketinggian 6 drak,” jelasnya. Tetapi yang menjadi persoalan, kata Fendi, jika proyek itu dilaksanakan pada tahun anggaran 2012. Maka dikhawatirkan pengerjaanya tidak akan rampung hingga akhir bulan mendatang.

Sementara sisa waktu yang ditentukan tinggal sekitar 17 hari. Apalagi, dalam pembuatan bronjong itu, tidak bisa menggunakan bahan atau kawat anyaman, harus kawat yang berasal dari pabrik. Tentu untuk mendatangkan kawat itu, butuh waktu lama. ‘’Kalau proyek ini tidak mampu diselesaikan tepat waktu, maka pemerintah harus menanggung resiko,” ungkapnya.

Untuk itu, Fendi meminta pengertian pada warga, supaya pengerjaan proyek itu ditunda pada awal tahun 2013 mendatang. ‘’Kami sarankan, pengerjaan proyek ini ditunda hinggal awal tahun mendatang,” katanya. Tawaran Kepala BPBD tersebut, mendapat penolakan dari sejumlah warga. Mereka tetap menuntut agar proyek dikerjakan pada bulan desember ini.

Mengingat kebutuhan bronjong sangat urgensi dimusim hujan. ‘’Kami tidak ingin proyek dikerjakan tahun 2013. Harus tahun ini,” ungkap Romo. Terhadap permintaan warga tersebut, Fendi langsung menuju kantor Bupati Dompu untuk meminta arahan atasanya. Setelah adanya, arahan akhirnya proyek itu bisa dikerjakan pada tahun 2012 dengan tidak melanggar aturan yang ada. Setelah adanya keputusan itu, akhirnya warga menghentikan aksi pemblokiran jalan. Arus transportasipun kembali normal seperti biasanya.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]