oleh

Investigasi Kasus Teroris, Komnas HAM Turun Ke Dompu

DOMPU—Insiden penggerebekan para terduga teroris oleh tim Densus 88 Mabes Polri di kawasan Doro Trei, Ginte, Kelurahan Kandai Dua, Kecamatan Woja, Dompu beberapa waktu lalu, mendapat perhatian serius Komnas HAM. Rabu(13/2) sekitar pukul 15. 45 wita siang, tim Komnas HAM turun lapangan guna melihat langsung lokasi penggerebekan yang dilakukan petugas Densus terhadap para terduga teroris.

Sebelum terjun ke lokasi Komnas HAM sempat menggelar pertemuan di ruang rapat Kapolres Dompu. Pertemuan itu berlangsung tertutup. Wakpolres Dompu, Kompol I Dewa Made Sidan bersama beberapa orang perwiranya turut serta dalam pertemuan tersebut. Informasi yang di serap pertemuan antara Komnas HAM dan pihak Mapolres Dompu itu digelar guna mencocokan data yang dihimpun Komnas HAM dengan data yang dipegang pihak kepolisian.

Dengan menumpang mobil Toyota Kijang Inova warna Silver dengan nomor polisi L 1521 YV, dan ditemani salah seorang anggota Polres Dompu, tim Komnas HAM langsung bergerak menuju ke lokasi atau TKP penggerebekan di Doro Trei, kawasan perbukitan di belakang GOR Ginte. Hujan yang turun membasahi kota Dompu kemarin, tak menyurutkan niat dan tekad tim Komnas HAM melakukan investigasi ke lokasi.

Karena TKP penggerebekan yang menewaskan beberapa orang pelaku terduga teroris itu merupakan areal ladang. Tim Komnas HAM harus berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 300 meter, kondisi hujan yang mengguyur membuat jalan tanah yang dilintasi tim menjadi becek. ‘’Ini bagian dari investigasi dan pemantauan yang dilakukan Komnas HAM. Jadi belum bisa disimpulkan,’’ ungkap ST Nurlaila,selaku ketua tim Komnas HAM disela kunjungannya ke TKP, Doro Trei.

Tim Komnas HAM yang turun melakukan investigasi ke TKP terdiri dari lima orang. Menurut, Nurlaila, tim yang dimpimpinya itu tidak hanya melakukan investigasi di Dompu dan Bima. Tapi juga di wilayah Poso dan lainnya. Dasar investigasi yang dilakukan Komnas HAM, kata Nurlaila, ada indikasi terjadinya beberapa kejanggalan terhadap insiden penggerebekan yang menewaskan beberapa orang terduga teroris oleh tim Densus 88 Mabes Polri. ‘’Ya ada indikasi awal yang menurut Komnas HAM itu janggal dilakukan polisi. Investigasi dan pemantauan ini perlu kami lakukan,’’ ujarnya.

Kejanggalan yang ingin diungkap Komnas HAM itu yakni terkait adanya beberapa orang yang tertembak itu dikatakan sering keluar masuk Poso. Padahal satu sisi beberap orang ini juga dikatakan tidak pernah keluar masuk ke wilayah Poso. ‘’Hal-hal seperti inilah yang menurut kami janggal. Ini semua akan kami cari tahu,’’ kata Nurlaila. Menanggapi informasi hilangnya Sirajudin alias Eja, Warga Desa Baka Jaya, Kecamatan Woja Dompu yang juga disinyalir menjadi sasaran tembak tim Densus saat penggerebekan di Dompu beberapa waktu lalu. Pengakuan Nurlaila, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan secara resmi. ‘’Belum ada laporannya, kami pun menerima pengaduan lewat telephon,’’ pungkasnya, sembari bergegas naik ke mobil yang menunggunya.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]