oleh

Lihat Mayat, Ortu Terduga Teroris Dompu Pingsan

DOMPU–Perjuangan panjang Zikram, orang tua terduga teroris Dompu yang tertembak densus 88 dikebun kacang kawasan Ginte Kecamatan Woja 5 januari 2013 lalu akhirnya membuahkan hasill. Anaknya Sirajuddin alias Sira alias Eja menghilang sejak penggerebekan densus 88 dan informasi yang berkembang Sirajuddin adalah salah satu yang ikut tewas tertembak Densus.

 

Berbagai upaya telah dilakukan oleh orang tua Sirajuddin dengan mencari keseluruh penjuru untuk menemukan anaknya, termasuk mengadu ke Polres dan DPRD Dompu, tetapi jawaban yang diterima selalu mengecewakan.

Zikram memiliki firasat yang meyakinkan bahwa mayat tanpa identitas yang masih disimpan di Mabes Polri adalah anaknya Sirajuddin yang hilang. Komnas HAM yang turun ke Dompu juga diberikan laporan terkait dengan hilangnya Sirajuddin tersebut.

Tak kuasa menunggu, Zikram didampingi keluarga datang ke Jakarta untuk melihat langsung mayat yang tersimpan di RS Kramat Jati Jakarta, alhasil setelah diperlihatkan ternyata benar bahwa itu adalah Sirajuddin anaknya yang selama ini raib setelah digrebek densus 88.

Kenyataan itu membuat Zikram langsung jatuh pingsan dan tak sadarkan diri. ”Begitu melihat mayat itu Zikram langsung pingsan,” ungkap Baharuddin paman Sirajuddin yang mendampingi Zikram ke Jakarta.

Baharudin mengaku, berangkat ke Jakarta tidak sendiri, selain bersama Zikra juga bersama Sudirman dan salah seorang wartawan media islam. ‘’Kami berangkat dari Dompu sejak Sabtu lalu. Alhamdullilah, tidak lama lagi kami akan pulang membawa jenazah untuk dimakamkan secara wajar,” tuturnya.

Saat ini, pihaknya sedang mengurus surat dan dokumen untuk memulangkan jenazah almarhum. ‘’Jika surat-surat ini selesai diurus. Maka secepatnya, kami akan membawa pulang jenazah. Kepastian waktunya belum bisa kami pastikan. Tapi kami akan upayakan secepatnya,” ungkapnya.

Diungkapkanya, untuk melihat secara langsung jenazah tersebut, pihaknya cukup kesulitan. Karena Mabes Polri tidak mengijinkan agar rombongan keluarga melihat jenazah secara langsung di RSU Kramat Jati. ‘’Mabes Polri hanya menunjukan fotonya saja. Kami tidak diijinkan melihat langsung mayat. Padahal kami ingin sekali memastikan jenazah itu,” katanya.

Meski tidak mendapat ijin, namun kondisi itu, tidak membuat keluarga Sirajuddin kehabisan akal, mereka kemudian meminta bantuan anggota Komisi III DPR RI supaya menfasilitasi pihak keluarga dengan Mabes Polri. ‘’Setelah melalui komunikasi akhirnya Mabes Polri mengijinkan kami untuk melihat mayat,” kisahnya.

Ditanya terkait biaya untuk membawa pulang jenazah? Baharudin mengaku, akan miminta pihak Mabes Polri untuk menanggung biaya tersebut. Karena menurutnya, yang membawa janazah ke Jakarta adalah Mabes. Maka pihak Mabes pula lah yang harus membiayai kepulangan jenazah. ‘’Yang membawa jenazah ke Jakarta adalah pihak Kepolisian. Maka, Polisi jugalah yang harus menanggung biaya untuk memulangkan jenazah,” ungkapnya.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]