oleh

Amuk, Demo Empat Instansi Di Dompu

DOMPU—Aliansi masyarakat untuk keadilan (AMUK) Dompu senin kemarin berdemo diempat instansi, yakni dikantor Kejari, Kantor DPRD, kantor Pemkab dan Polres Dompu. Tuntutanya hampir sama meminta agar sama-sama melakukan pemberantasan korupsi ditanah Nggahi Rawi Pahu.

Menurut mereka praktek korupsi didaerah masih merajalela, ironisnya laporan dugaan tindak pidana korupsi yang telah disampaikan kepada penegak hukum tidak ditindak lanjuti sehingga oknum-oknum yang diduga bebas berkeliaran. ‘’Kami minta laporan dugaan tindak pidana korupsi dituntaskan,’’ teriak sejumlah orator seperti Romo, Aruji, Firman didepan gedung kejaksaan.

Mereka sempat berdialog dengan pejabat yang mewakili Kajari Dompu, namun jawaban yang diterima bahwa kejaksaan pada prinsipnya tetap menindak lanjuti setiap laporan yang masuk. Seperti dugaan tindak pidana di setda pihak kejaksaan masih menunggu hasil audit BPKP terkait dengan kerugian negara.

Mendapat jawaban yang standar para aktifis tidak memperpanjang karena dianggap percuma, mereka kemudian bergerak menuju kekantor DPRD. Sesampai dikantor wakil rakyat mereka menerobos pintu pagar dan menggoyang-goyangnya sehingga roboh ketanah. Pintu itu kemudian ditarik ditengah jalan kemudian dibanting berulang kali. Tidak itu saja lampu jalan yang ada disekitar kantor itu dirusak massa bahkan tiang yang terpancang dicopot.

Aparat polisi memilih tidak beraksi dan membiarkan saja aksi tersebut. Tampil sejumlah orator disana, seperti Aruji, Firman, Rizal, Fauzi mengecam sikap DPRD yang cenderung tidak memperhatikan nasib rakyat dan hanya memperkaya diri sendiri. Sejumlah massa juga sempat melakukan aksi lempar kearah kantor DPRD, untungnya jarak kantor yang dilempar cukup jauh sehingga tidak sampai.

Massa juga tidak bermaksud berdialog dengan anggota DPRD, karena itu setelah menyampaikan orasi yang memekakan telinga massa kemudian kembali menuju kantor Bupati Dompu. Didepan kantor Bupati massa kembali melakukan orasi mengkritisi kebijakan Bupati yang mereka nilai tidak berpihak kepada rakyat. Bupati menurut mereka lebih mementingkan kelompok dan keluarganya dari pada kepentingan seluruh masyarakat. Disinipun massa sempat mendorong dan menggoyang pintu pagar tetapi tidak sampai roboh.

Puas berorasi didepan kantor Bupati tepatnya didepan pendopo mereka melanjutkan perjalanan menuju Polres. Menurut salah seorang aktifis Firman aksi yang mereka lakukan adalah sebagai wujud kecintaan mereka terhadap daerahnya. Dia khawatir seluruh elemen didaerah diam dan tidak berani terhadap berbagai kebijakan Bupati yang banyak tidak berpihak kepada rakyat. ‘’Memang sangat banyak yang cari muka, kami adalah sebahagian kecil yang berani menyuarakan kebenaran,’’ teriak Firman.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]