oleh

YUSRIL: Pilkada Dikembalikan ke DPRD, Politik Uang Mudah Diawasi

JAKARTA— Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra sependapat dengan usul pengembalian proses pemilihan kepada daerah ke DPRD. Dia beralasan pengawasan terhadap kepala daerah hasil pemilihan DPRD yang terlibat praktik korupsi justru lebih mudah. “Kalau satu kabupaten anggota DPRD ada 30 orang, akan lebih mudah mengawasinya.

 

Kalau pimpinan partainya disuap, lebih mudah menangkapnya. Daripada menangkap orang-orang kecil yang terima uang Rp20.000-Rp100.000,” kata Yusril di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (9/9/2014).

Pola susahnya pengawasan praktik politik uang dia gambarkan dalam pilkada langsung. “Sekarang begitu banyak uang diberikan di serangan fajar, pengawasannya dan penindakannya akan lebih susah,” ujar politikus PBB ini.

Alasan lainnya adalah efisiensi biaya. Dibanding dengan pilkada langsung seperti saat ini, biaya terlalu besar dikeluarkan negara. Namun, dia tidak merinci berapa besaran yang dimaksudnya itu. “Kalau biaya terlalu besar, membuka peluang untuk terjadinya korupsi, kalau dipilih DPRD, kalau menyuap pimpinan partai atau pimpinan DPRD kan akan lebih mudah diawasi,” beber Yusril.

Selain itu, pengembalian Pilkada ke DPRD akan menjadi lebih sederhana. “Pilkada dikembalikan ke DPRD akan lebih simpel, tidak melibatkan banyak rakyat dalam politik,” ujarnya.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]