oleh

Mengintip H-2 Pilkada Dompu (1)

Pemilih Tunggu Kucuran Uang

Pilkada dilaksanakan 9 desember besok serentak di seluruh Indonesia. Pemilih akan berbondong-bondong mendatangi TPS untuk memberikan hak suaranya. Pembicaraan seputar menang-kalah sangat ramai, tetapi yang paling memiriskan hati sebahagian besar pemilih sedang menunggu kucuran dana dari sang calon untuk dipilih.

Tadi malam (7/12) sengaja saya putar-putar dengan kendaraan roda dua, keliling dari kampung yang satu ke kampung yang lain. Kerumunan warga dipinggir jalan, lorong-lorong gang terlihat.

Tak ada yang lain, mereka membahas siapa yang memenangkan pertarungan di Pilkada ini. Berbagai ukuran kemenanganpun dipaparkan, mulai dari kapasitas, kemampuan, integritas, sosialitas sampai kepada finansial.

Tetapi ternyata semuanya tak akan berarti kalau tidak memiliki uang untuk mempengaruhi pemilih. ‘’Calon ini bagus, tapi kalau tak ada uang pasti akan kalah,’’ kata Syafruddin sambil menyebut nama calon yang diprediksi tak memiliki amunisi memadai untuk menyogok pemilih. Menurut dia saat ini sejumlah pemilih sedang menunggu kucuran dana untuk dibagikan.

Itupun pemilih akan membandingkan antara besaran uang calon yang satu dengan calon yang lainya. Informasi yang diperoleh bagi-bagi uang (Money Politik) telah dilakukan oleh sebahagian calon. Mereka membagikan kepada pemilih-pemilih yang diyakini akan mencoblos calon yang bersangkutan. C

aranyapun dilakukan secara sembunyi-sembunyi agar tidak dideteksi oleh orang lain lebih-lebih oleh aparat yang berwenang mengawasi Pilkada. Miris melihat prilaku masyarakat kita yang masih seperti itu, miris pula melihat prilaku sang calon dan tim sukses yang mengeksekusi Pilkada dengan uang.

Itulah potret demokrasi kita hingga saat ini, Pilkada yang berintegritas dan bermartabat hanyalah omong kosong. Uang miliyaran rupiah yang digelontorkan oleh penyelenggara Pilkada agar sadar dengan hak politiknya menjadi sia-sia tak berguna. Karena masyarakat masih menganut demokrasi bayar chas. (Abdul Muis)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]