oleh

IMM Dompu Tuntut Densus 88 Dibubarkan

DOMPU-Sejumlah aktifitas mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadyah (IMM) Dompu, menggelar aksi unjuk rasa di Depan Mapolres Dompu, Sabtu (2/4) lalu.

Mereka menuntut agar Satuan Elite Kepolisian Densus 88 dibubarkan karena dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM). “Sejauh yang ini kita lihat penggerebekan tim Densus 88 tidak mengedepankan nilai HAM dan terkesan brutal,” sesal Ketua IMM Dompu, Julkifli.

Dia mengakui, setiap aksi penggerebekan Densus 88 tidak mengindahkan adanya unsur HAM. Terbukti pada beberapa penggerebekan seperti di Desa O’o Kecamatan Dompu, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima dan yang terbaru di Kelurahan Penatoi, Kota Bima.

“Kami sangat menyangkan aksi penggerebekan saudara Nurdin warga Desa O’o beberapa waktu lalu.Dalam penggerebekannya, mereka langsung menembak korban yang sedang menjalankan ibadah Sholat,” sesalnya.

Menurut Julkifli, tindakan itu tentu sudah diluar Hak Asasi Manusia. Untuk itu, mereka minta Densus 88 dibubarkan. “Kami juga mendesak pihak terkait adanya pemeriksaan, serta audit terkait kasus yang diungkap Densus 88. Begitu pula dengan penegak hukum harus mengadili Densus 88 yang terbukti melakukan tindakan kekerasan dan pembunuhan,” tegasnya.

Aksi demo IMM dimulai dari bundaran masjid Raya Dompu long marc menuju pasar raya, lampu merah kota dan berakhir dihalaman Polres. Sepanjang jalan massa tak henti-henti mengecam sikap densus 88 yang dinilai memusuhi islam.

Koordinator lapangan Agus menyampaikan densus dalam penangananya tidak mengedepankan azas praduga tak bersalah. Malah kata dia kecendrungan yang dilakukan oleh pasukan yang berlogo burung hantu itu dengan extra yudicial killing atau pembunuhan diluar proses peradilan. ‘’Kami tidak pernah sepakat dengan tindakan terorisme dalam bentuk apapun, akan tetapi untuk pemberantasan terorisme tidak bisa diselesaikan dengan menteror dan membunuh,’’ teriaknya.

Untuk itu mereka minta seluruh umat islam bersatu melawan kezaliman, selanjutnya mereka mendorong Muhammadiyah dan ormas islam lainya agar berada digaris terdepan dalam mengadvokasi pelanggaran dan membantu korban kekejaman aparat.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]