oleh

Serikat Tani Tanyakan Kejelasan BAPEM

 

DOMPU-Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Serikat Tani Kabupaten Dompu menggedor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Senin (26/9) Mereka mempertanyakan kejelasan program Bantuan Benih Pemerintah (BAPEM) tahun 2016.

Dalam aksinya, massa menuding ada indikasi penyimpangan dalam penyaluran bantuan tersebut. Hal itu dinilai tidak transparanya pihak Dinas Pertanian. “Pada tahun 2015 lalu terjadi banyak kejanggalan dalam penyaluran berbagai bantuan untuk petani. Kami menduga masalah serupa juga terjadi tahun ini,” ujar Sekjen Serikat Tani, Muhammad Syaiful.

Mereka juga menuding adanya permainan oknum di lingkup Dinas Pertanian, UPTD dan BPP dalam hal pembuatan data Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL). Sehingga diduga terdapat data Kelompok Tani (Poktan) fiktif dan bantuan tidak tepat sasaran. “Bisa jadi bantuan itu juga digelapkan dan diambil oleh oknum dari Dinas Pertanian, UPTD dan PPL,” tuding massa aksi.

Penyaluran bantuan bibit jagung dari program tahun 2016 juga dinilai bermasalah. Sebab berdasarkan temuan di sejumlah desa, bantuan itu sudah disalurkan. Sementara kebanyakan desa lainnya belum memperoleh bibit tersebut. “Tahun lalu, penyaluran bibit itu dilakukan secara serentak. Lantas kenapa tahun ini tidak lagi?,” tanya mereka.

Dengan alasan itu, massa meminta data penerima bantuan benih jagung tahun 2016. Serta meminta pihak Kepolisian dan Kejaksaan mengusut indikasi adanya tindakan korupsi pada program BAPEM.

Aksi itu dikawal ketat pihak kepolisian. Beberapa saat menyampaikan orasi, massa mendapat kesempatan audiensi dengan Kadis Pertanian di aula kantor setempat. Pada kesempatan itu Kadis didampingi Kabid Tanaman Pangan, Sahroni dan dua orang PPL.

Kadis Pertanian, Ir H Fahrurrozi mengklarifikasi berbagai dugaan yang disampaikan massa aksi. Dia menjelaskan, tahun ini Dompu hanya kebagian jatah batuan bibit jagung untuk 15 ribu hektare saja. “Batuan itu sudah kita salurkan ke masing-masing kecamatan. Penyusunan data CPCL itu bukan kewenangan kita di Kabupaten, melainkan hak sepenuhnya BPP,” jelasnya.

Demikian pula dengan teknik penyaluran hingga ke tingkat petani. Semuanya diakui merupakan kewenangan penyuluh dan UPTD Pertanian. “Bibitnya sudah ada. Soal penyalurannya ke tingkat petani, itu sesuai teknik teman-teman di lapangan,” ujarnya.

Senada disampaikan Kabid Tanaman Pangan, Sahroni. Tahun ini diakui ada penurunan jumlah bibit untuk petani di Dompu. “Kita juga dilema dengan kondisi ini. Disaat animo masyarakat untuk menanam jagung semakin tinggi, bantuan yang diberikan malah menurun,” ungkapnya.

Bantuan untuk lahan seluas 15 ribu hektare itu lanjut dia, diprioritaskan untuk musim hujan. Sehingga penyalurannya dilakukan bulan ini. “Kita juga memikirkan keamanan bibit itu. Sebab jangan sampai bibit yang diberikan malah disalahgunakan oleh petani. Karena itu penyalurannya mepet dengan musim tanam,” pungkasnya. (fir)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]