oleh

Ina Kau Mari Tokoh Pemersatu Bima-Dompu

Dr Hj Siti Maryam R Salahuddin atau yang lebih dikenal dengan Ina Kau Mari sudah tutup usia di RSUD Bima sabtu 18/3 sekitar pukul 16.00. Tokoh penting dinegeri ini wafat diusianya yang ke 90 tahun.

 

Bagi masyarakat Bima dan Dompu Ina Kau Mari adalah tokoh yang sangat dipuja, langkah dan petuahnya sangat didengar. Karena itu begitu mengetahui putri Sultan Muhammad Salahduddin ini wafat, warga kedua daerah itu merasa sangat kehilangan.

Bagi masyarakat Dompu sendiri wanita terkuat ini teruji ketokohanya sebagai pemersatu didaerah ini. Sekitar tahun 1994-1996 dua daerah Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu nyaris saja pecah perang saudara.

Gara-garanya perebutan Pulau Mungil Satonda yang terletak dibagian utara Pulau Sumbawa. Sebelumnya Pulau yang didalamnya memiliki danau air asin dikuasai sepenuhnya oleh Kabupaten Bima. Tetapi oleh Kabupaten Dompu juga mengklaim sebagai miliknya berdasarkan letak geografis serta sejarahnya.

Hubungan kedua daerah sempat memanas baik ditingkat level atas (antar pemerintah) maupun dilevel bawah antar masyarakat. Perang statemen, argumentasi, sejarah dan datapun berlangsung sengit bahkan tak ada yang mau mengalah.

Tetapi Ina Kau Mari dengan ketokohanya tampil menengahi dengan menyarankan agar dibentuk tim penyelesaian Satonda. Waktu itu Gubernur Drs H Warsito. Sang Gubernur pun membentuk tim dengan melibatkan sejumlah pihak termasuk tokoh Bima dan Dompu untuk meneliti dan mengkaji tentang keberadaan Satonda.

Penelitian Satonda pun sampai ke Negara Belanda dengan mempelajari dokumen kontrak perjanjian panjang antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda yang tersimpan dimuseum Belanda.

Setelah sekian lama melakukan kajian dan peneliatian tim akhinya mengambil kesimpulan dengan menyerahkan pengelolaanya kepada Pemerintah Kabupaten Dompu. Atas hasil itu tokoh sentral Bima Ina Kau Mari legowo karena menurut beliau Bima dan Dompu adalah serumpun.

Setelah Ina Kau Mari legowo tak ada lagi suara-suara sumbang dan semua dapat menerimanya. Masyrakat Kabupaten Bima pun dengan rela bersedia menyerahkan Pulau Satonda sesuai dengan keputusan tim.

Penulis Adalah Wartawan yang intens mengikuti perkembangan sat itu.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]