oleh

Ketua DPRD Dompu Tantang Preman Hu’u Berkelahi

DOMPU-Suasana tak mengenakan terjadi saat seminar sehari tentang keberadaan perusahaan tambang PT Sumbawa Timur Mining (STM) diaula kantor Camat Hu’u Sabtu 22 April 2017.

Ketua DPRD Dompu NTB, Yuliadin Bucek menantang berkelahi satu lawan satu Joharibun yang dikenal sebagai preman di Kecamatan Hu’u Dompu. Tantangan itu ditawarkan terkait sikap Joharibun yang dinilainya tidak bersahabat bahkan tak beretika dalam seminar.

Diantara puluhan peserta seminar Joharibun memang tampil mencolok, duduk dibarisan depan dengan kaca mata hitam tak dibuka serta dengan kaki yang diangkat. Saat Ketua DPRD Dompu bicara Joharibun beberapa kali nyeletuk dengan nada tinggi.

Tak tahan dipotong pembicaraan Ketua DPRD Bucek menegur dengan keras Joharibun dan meminta agar bersikap sopan dalam berdiskusi. ”Harap anda sopan dalam berdiskusi karena ini forum resmi,” tandas Bucek.

Tidak itu saja, Bucek meminta agar Joharibun segera membuka kaca dalam ruangan karena kesanya tidak sopan dengan seluruh peserta lainya. Selain itu kata Bucek dengan kaca mata yang dipakai pihaknya tidak mengetahui kemana arah mata Joharuddin memandang. ”Saya minta anda membuka kaca matanya,” teriak Bucek.

Atas permintaan itu, Joharibun segera membuka kaca matanya dan memperbaiki cara duduknya. ”Siap pak ketua,” jawab Joharibun sembari membuka kaca mata hitamnya.

Tetapi dasar Joharibun, saat Yuliadin Bucek menyampaikan gagasan dan pendapat terkait dengan keberadaan PT STM lagi-lagi dia nyeletuk dengan beberapa kalimat seperti usir saja PT STM, PT STM tak bermanfaat bagi masyarakat Hu’u dan beberapa kalimat lainya.

Atas sikap itu terang saja Bucek murka dan menghardik Joharibun. ”Anda maunya apa, diminta sopan ngoceh terus,” tandas Bucek lagi.

Tidak hanya menghardik, Bucek malah menantang Joharibun untuk berkelahi satu lawan satu. ”Kalau begini caranya saya tantang anda berkelahi satu lawan satu,” tantang Bucek yang bertubuh kecil ini.

Suasana itu sempat menjadi perhatian puluhan peserta seminar, tetapi Joharibun tidak memberikan reaksi bahkan tidak lagi bersuara dan nyeletuk.

Usai seminar, Bucek yang diminta tanggapan atas aksinya itu menyatakan terpaksa bernyali besar berhadapan dengan Joharibun karena suasananya kacau kalau dibiarkan terus ngoceh disaat orang bicara.

Bucek menyadari untuk bertarung satu lawan satu dengan Joharibun yang tubuhnya besar dan kekar jauh darinya tidak mungkin, tetapi itu harus dilakukan untuk menggertak. ”Saya hanya menggertak, dan kalaupun berkelahi kita pasti sama-sama loyo karena belum makan siang padahal sudah lewat jam makan siang,” seloroh Bucek sambil tertawa.

Terpisah Joharibun mengakui menyadari kesalahanya dalam seminar itu dan mengaku tidak dendam atas ajakan berkelahi itu. ”Biasalah antara bapak rakyat dengan rakyatnya, tidak dendam kok,” kilahnya.

Namun sebagai preman Joharibun nampaknya menyimpan sesuatu dalam perasaanya. Sebab kata dia bisalah suatu saat nanti setelah sama-sama menjadi rakyat biasa untuk menguji kekuatan otot. ”Kalau sama-sama memakai baju rakyat boleh kita uji kekuatan otot,” tutupnya. (DB01)

 

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]