oleh

Masyarakat NTB Tolak Maaf Steven

DOMPU-Insiden Bandara Changi Singapura yang berbuntut dihinanya Gubernur NTB TGB Zainul Majdi oleh warga keturunan, Steven HS asal Jakarta memunculkan kemarahan yang luar biasa bagi masyarakat Bumi Gora.

Umumnya mereka tak terima sang Gubernur yang begitu dihormati dihina dengan nada rasis. Karenanya langkah terbaik adalah menyelesaikan kasus tersebut lewat jalur hukum. Soal maaf yang disampaikan Steven boleh-boleh, tetapi proses harus tetap dijalankan.

”Hukum harus tetap dijalankan biar ada efek jera bagi pelaku yang dengan mudahnya menghina orang,” tulis Swastari, SH warga Dompu dan puluhan akun dimedia sosial.

Bahkan beberapa lainya lebih ekstrim dan menjadikan pelaku sebagai orang yang paling dicari oleh warga NTB.

Steven memang telah melayangkan surat permohonan maaf atas insiden itu dan meminta Gubernur NTB untuk tidak melanjutkan kasus tersebut keproses hukum.

Dalam insiden antrian di Bandara Changi Gubernur yang sekaligus ulama paling dihormati ini dihina dengan kata-kata kotor. Kata-kata yang dilontarkan seperti dasar Indo, dasar Indonesia, dan pribumi Tiko.

Yang mengagetkan ternyata Tiko adalah bahasa yang sering dipakai oleh etnis itu untuk merendahkan pribumi, Tikus Kotor.

Hasil penelurusan diperoleh bahwa terjadi insiden antrian, dimana TGB Zainul Majdi dan istri tengah menngatri. Tetapi karena ingin mengetahui info penerbangan TGB keluar antrian untuk bertanya kepada salah seorang petugas Bandara.

Setelah bertanya kemudian kembali dan bergabung dengan istri yang tetap mengantri, nah saat itulah Steven dan rekan-rekanya marah dan mengeluarkan kata-kata yang sangat tidak pantas. Pribumi Tiko adalah sebutan Tikus kotor.

Gubernur sebenarnya telah berpindah line antrian, tetapi tetap saja dicaci maki dan akhirnya Gubernur NTB melaporkan kejadianya kepada polisi.

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]