oleh

Pengangkatan PLT Camat Kilo Dikritik

 

DOMPU—Pengangkatan PLT Camat Kilo oleh Bupati Dompu dikritik oleh sejumlah tokoh masyarakat setempat. Mereka menilai pejabat PLT tidak dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi percepatan pembangunan diwilayah itu.

‘’Wilayah kita selalu diberi PLT, ini tidak benar dan menyalahi aturan,’’ tandas dua mantan anggota DPRD Dompu asal Kilo Huban Anwar dan Ahmad Junaidi.

Menurut Huban, sebagai kecamatan yang masih tertinggal dari kecamatan lain, Bupati hendaknya mengangkat seorang camat yang memiliki kewenangan penuh dengan standar sesuai dengan aturan yang ada.

Sebelum mengankgat PLT Camat sekarang, Bupati juga mengankat PLT Suryadin dan jabatan itu melekat hingga meninggal dunia. Akibat hanya diangkat sebagai PLT maka tidak memiliki kebijakan penuh untuk seluruh urusan.

Apalagi PLT yang diangkat sekarang ini (H Iswan) berlatar belakang pendidikan karena berasal dari kalangan guru. Mestinya pendidik tetap diberikan porsi yang sesuai tidak dipaksa untuk menjadi camat. ‘’Ini yang saya katakan tidak sesuai aturan,’’sergah Huban.

Oleh karena itu Huban meminta agar Bupati Dompu dapat mengoreksi kembali kebijakan dan memilih pejabat yang memenuhi syarat sesuai prosedur dan menjadi camat definitif.

Sementara juru bicara pemerintah Kabag Humas Setda Dompu Ardiansyah SE menyatakan pengangkatan H Iswan sebagai PLT telah dipertimbangkan dengan matang oleh pemerintah.

Karena itu Ardiansyah minta agar memberikan kesempatan kepada PLT Camat Kilo untuk melaksanakan tugas, sembari dikawal agar roda pemerintah berjalan dengan baik. Pemerintah menilai H Iswan yang putra asli Kilo itu dianggap cakap dalam memimpin. ”Jadi kita berikan kesempatan dulu, kami percaya PLT Camat Kilo dapat melaksanakan tugas dengan baik,” ujarnya.

Pemerintah juga kata dia tetap melakukan evaluasi atas kinerja setiap aparatur negara untuk menjadi rujukan dalam kebijakan selanjutnya. (DB01)

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]