oleh

Insiden Oknum TNI-Polri Bentrok, Kok Warga Tertarik Menonton?

DOMPU-Insiden oknum TNI dan Polri bentrok dibundaran RSUD Dompu NTB, Jum’at 13 Oktober 2017 telah usai. Kedua belah pihak telah didamaikan oleh pimpinan kesatuanya, tetapi satu catatan penting aparat bentrok, kok warga tertarik untuk menonton.

Ini adalah fakta yang tak terbantahkan, begitu isu insiden bentrok aparat meluas ketengah masyarakat, warga berbondong-bondong datang dari berbagai arah menuju TKP. Padahal disitu sudah tak ada apa-apa hanya tersisa aparat yang berjaga serta ratusan warga yang berbisik dengan pendapat masing-masing atas kejadian itu.

Ruas jalan utama itu dipenuhi warga, macetpun tak bisa dihindarkan. Seruan aparat untuk bubar tak diindahkan, bahkan semakin lama semakin ramai. Umumnya mereka ingin mengetahai serta menunggu perkembangan selanjutnya.

Salah seorang aparat TNI sampai mengeluarkan tembakan pistol untuk membubarkan massa, tetapi itu juga tak mempan, warga tetap berkerumun dan sesekali menanyakan informasi lebih lanjut kepada rekan lainya.

Tak kuasa membubarkan massa, akhirnya aparat membiarkan warga berkerumun dan menonton. Meski jam sudah menunjuk ke angka pukul 11 lebih atau sebentar lagi shalat Jum’at warga tak beranjak dari tempatnya.

Untungnya tepat pukul 11.30 Wita hujan turun dan massa yang bertahan diperempatan RSUD itu kocar-kacir mencari tempat yang teduh.

Pertanyaanya mereka nonton apa?, padahal sudah tak ada siapa-siapa, pihak-pihak yang terlibat dalam insiden itu sudah diamankan masing-masing kesatuanya.

Inilah pelajaran yang sangat berharga bagi institusi TNI dan Polri. Bayangkan ratusan warga yang berkumpul dilokasi maupun ribuan warga yang menunggu informasi dirumah masing-masing memiliki pandangan tersendiri terhadap prilaku aparat negara dilapangan.

Harus diakui mereka telah memiliki pandangan sendiri atas kejadian itu dan mesti ada institusi yang mereka salahkan dalam insiden itu. Meski kedua pimpinan institusi Kodim dan Polri menyatakan bahwa pemicunya hanya salah paham, tetapi warga tahu kenapa mereka harus bentrok.

Dengar saja bisik-bisik warga di TKP sangat beragam dan pada titik terakhir menyalahkan oknum dari salah satu kesatuan. Warga juga hanya mendengar ragam informasi sebagai pemicunya sedangkan petinggi kesatuan masing-masing hanya menjawap itu adalah salah paham.

Kasus itu sudah ditutup dan dianggap selesai, kedua belah pihak sudah bermaaf-maafan dan menandatangani surat pernyataan. Tapi penting bagi siapapun, utamanya aparatur negara agar bisa memberikan tauladan ditengah masyarakat, bahayanya kalau warga sudah memiliki pandangan tersendiri terhadap institusi tertentu yang berujung ketidakpercayaan pada institusi dimaksud.

Sebagaimana diberitakan insiden adu jotos bermula dari salah seorang oknum TNI yang mengendari sepeda motor hendak menjenguk ortunya ke RSUD. Pada saat yang sama ada operasi rutin lalu lintas disekitar itu.

Anggota Lantas menegur karena yang dibonceng tidak mengenakan helem. Selanjutnya terjadi cekcok mulut yang berakhir dengan adu jotos. Tidak ada keterangan resmi kronologis sebenarnya, kecuali hanya SALAH PAHAM SAJA, dari kedua petinggi Kodim dan Polres Dompu.

 

 

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]