Bosankah negara mengurus hutan dinegeri ini?. Kalimat ini pantas diungkap lantaran aksi pengrusakan hutan diseluruh negeri dibiarkan berlangsung masif.
Negara seolah tak peduli lagi, padahal kejadianya didepan mata. ironisnya lagi pemerintah membalut aksi pengrusakan hutan dengan menjalin kemitraan dengan masyarakat tertentu.
Ini fakta, coba tengok hutan diwilayah Kabupaten Dompu NTB, tidak perlu jauh-jauh, disekitar jalan raya saja baik jalan nasional, jalan Propinsi, jalan Kabupaten gunung-gunung dibotakin tak tersisa.
Kawasan hutan Teka Ndahu Kecamatan Hu’u yang didalamnya terdapat Pos KPH habis dibabat dan dibakar oleh oknum masyarakat. Padahal kawasan hutan disini merupakan ikon pariwisata dengan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi.
Kini hutan yang menjadi lokasi rehat para touris mancanegara yang melancong ke Lakey Hu’u tak tersisa lagi. Pemandangan yang bisa disaksikan hanyalah hutan yang botak dan sisa-sisa pembakaran.
Begitu juga kawasan hutan dijalur jalan nasional mulai dari perbatasan Bima Dompu dibagian timur hingga perbatasan Dompu Sumbawa dibagian baratnya. Semuanya meranggas akibat dibabat dan dibakar.
Apakah peran aparat yang berwenang yang digaji negara untuk menjaga hutan dinegeri ini. Sepertinya belum ada upaya yang kongkrit untuk mencegah aksi perladangan liar, karena diyakini mereka mengetahui dan melihat langsung perladangan liar ini dan tak ada upaya untuk menghentikanya.
Ilegal Logging (Perladangan Liar) adalah salah satu tindak pidana yang menjadi prioritas penangananya. Dia sama penangananya dengan kasus teroris dan narkoba karena akibatnya sama bisa menghancurkan masa depan anak cucu kedepan.
Tapi faktanya Ilegal loging diberi ruang untuk beraksi tanpa ada usaha untuk menghentikanya. (DB01)
Komentar