oleh

Miris, Mantan Atlet Tinju Dompu Jadi Peladang

Siapa yang tak kenal Muh Yamin 45 tahun warga asal Desa Rababaka Kecamatan Woja NTB ini. Diera tahun 1990-an dia menjadi petinju yang ditakuti dikelasnya.

MUNAWIR DOMPU

Sejumlah penghargaan telah diraihnya, dia juga telah beberapa kali mengharumkan nama NTB kekancah nasional. ”Memang saya belum berlaga dilevel Internasional,” papar Yamin yang biasa dipanggil Uba ini membuka percakapan.

Muh Yamin bertemu dengan saya disebuh pondok diarea perladangan So Ncando Kecamatan Woja. Ya dia terpaksa harus menjadi peladang untuk membiayai hidup keluarganya.

Dia mengenang, saat aktif didunia tinju banyak penghargaan yang diraihnya. Banyak pujian dan elukan yang juga didapat baik dari pemerintah maupun para pecinta tinju. ”Ya hanya sebatas itu, tidak ada penghargaan buat masa depan,” ceritanya.

Dalam setiap pertandingan yang sampai babak belur, seorang petinju tidak hanya berpikir untuk nama besar pribadi, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengharumkan nama daerah sekaligus memperkenalnya dikancah nasional. ”Ini yang ada dalam setiap benak atlit,” terangnya.

Tetapi semangat seperti ini tidak berbanding lurus dengan perhatian pemerintah daerah. Dirinya selepas menjadi atlit tinju terpaksa harus bekerja apa saja untuk menghidupi keluarganya.

Kini hari-hari Muh Yamin harus tetap berada di ladang, bertani apa saja yang bisa menghasilkan uang. Pada musim ini Yamin berencana menanam jagung.

Dia berhapa agar pemerintah daerah bisa memperhatikan nasib para atlet baik yang sudah mengharumkan nama daerah maupun atlit berprestasi dimasa mendatang. (*)

 

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]