oleh

Sektor Pertanian Picu Melorotnya Kemiskinan di Dompu

OLEH : M. MAKARUMPA SALAMEKU, A,Md

Upaya pemerintah daerah mewujudkan salah satu nawa cita Presiden Republik Indonesia guna meningkatkan kualitas hidup manusia kian menunjukkan hasil yang nyata. Hal tesebut dilihat dari komitmen pemerintah Kabupaten Dompu untuk terus memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dengan Jumlah penduduk tahun 2018 sebanyak 248.879 jiwa pertumbuhan ekonominya cenderung mengalami peningkatan. Tolak ukurnya dapat dilihat dari persentase penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan, dan indeks keparahan kemiskinan yang mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya.

Indeks keparahan kemiskinan memberikan informasi mengenai sebaran pengeluaran diantara masyarakat miskin dan indeks kedalaman kemiskinan memberikan informai mengenai rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan yang tahun 2018 berada di besaran 284.188 rupiah.

Garis kemiskinan sendiri merupakan hasil dari penjumlahan garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan akan terkategori sebagai penduduk miskin.

Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita dalam sehari yang diwakili oleh 52 jenis komoditas.

Sedangkan garis kemiskinan non makanan adalah nilai pengeluaran minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan yang diwakili oleh 51 komoditi untuk daerah perkotaan dan 47 komoditi untuk daerah pedesaan. Pendekatan pengeluaran digunakan dengan asumsi pendapatan sama dengan pengeluaran.

Hal tersebut dilakukan karena masyarakat cenderung tidak memberikan informasi sebenarnya. Selain itu juga, pengeluaran dapat di klasifikasikan berdasarkan kebutuhannya sehingga penggunaan keuangan (pemasukan ) menjadi lebih spesifik.

Masyarakat Kian Sejahtera?

Berkurangnya jumlah penduduk miskin tentu pertanda baik. Selama beberapa tahun belakangan “trend” kemiskinan cenderung menurun meskipun sedikit fluktuatif. Hal tersebut diperkuat dari hail Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2018.

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Dompu sebesar 12,40 persen dan mengalami penurunan dari tahun 2017 yang berada di kisaran 13,43 persen. Tentu penurunan jumlah penduduk miskin masih dapat terus ditekan sehingga kelayakan hidup bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Selain itu, perbaikan perekonomian penduduk di Kabupaten Dompu jika dipandang berdasarkan indeks kedalaman kemiskinan di tahun 2018 yang besar indeksnya 1,59 mengalami penurunan sebesar 0,25 point dari tahun 2017.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2018 pengeluaran penduduk miskinpun mengalami peningkatan dibanding tahun 2017. Ditinjau dari indeks keparahan kemiskinan, skor tahun 2018 juga mengalami penurunan dari yang awalnya sebesar 0,39 menjadi 0,34.

Hal tersebut menunjukkan besarnya perbedaan pengeluaran penduduk miskin semakin kecil. Apabila sektor-sektor yang mempengaruhi perbaikan ekonomi terus ditingkatkan maka tidak menutup kemungkinan kemiskinan di Kabupaten Dompu akan semakin cepat terselesaikan.

Terdapat fakta menarik lain di tahun 2018. Penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Dompu tidak terpengaruh oleh garis kemiskinan yang justru semakin naik. Di tahun 2017 garis kemiskinan Kabupaten Dompu berada di angka 266.483 rupiah perkapita perbulan, naik menjadi 284.188 rupiah per kapita perbulan di tahun 2018.

Hal ini menunjukkan bahwa ada fenomena unik yang terjadi di Kabupaten Dompu, dimana kecenderungan naiknya garis kemiskinan tersebut tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah penduduk miskin yang mana pada umumnya kenaikan garis kemiskinan akan di ikuti pula dengan meningkatnya jumlah penduduk miskin.

Hal tersebut menjelaskan bahwa masyakat di Kabupaten Dompu juga mengalami peningkatan pendapatan.

Penggerak Roda Perekonomian

Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dompu pada tahun 2017  mencapai 6,19 triliun rupiah dan pertumbuhan ekonominya mencapai 6,82 persen.  Kontribusi sektor pertanian terhadap besarnya angka PDRB tersebut adalah 39,94 persen dan merupakan pemberi sumbangsih terbesar.

Dari pertumbuhan ekonomi 6,82 persen itu dapat ditarik benang merah bahwa ada kenaikan total pendapatan, pengeluaran, dan nilai tambah dimana sektor pertanian sangat berperan di dalamnya. Kenaikan total pendapatan juga berarti terdapat penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan sebagaian besar masyarakat.

Sektor pertanian sendiri lebih di dominasi oleh pertanian tanaman pangan dengan besarnya sumbangsih sebesar 20,55 persen. Komoditi unggulannya adalah tanaman jagung yang selama beberapa tahun terakhir terus mengalami perluasan luas tanam dan peningkatan produktivitas.

Dengan kata lain dapat diuraikan bahwa sektor pertanian mampu menggerakkan pengangguran untuk mulai berusaha meningkatkan pendapatan rumah tangga, serta terdapat pula petani yang sebelumnya berpendapatan di bawah garis kemiskinan mengalami surplus sehingga berpendapatan di atas garis kemiskinan. (*)

Penulis adalah Fungsional Terampil BPS Kabupaten Dompu

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]