oleh

Massa Aksi AST Duduki Gedung DPRD

 

DOMPU-Massa aksi Aliansi Serikat Tani (AST), Senin (18/05) siang tadi nekat menduduki gedung DPRD Kabupaten Dompu.

Tidak hanya itu, massa pendemo juga nekat menduduki kursi kehormatan yang biasa di pakai para wakil rakyat di ruang rapat utama (Rupatama) gedung DPRD Dompu.

Aksi nekat itu berawal dari rasa kekecewaan dan kekesalan pendemo terhadap pimpinan dan anggota DPRD Dompu.

Pendemo merasa tersinggung dan kecewa, lantaran ditinggal pergi oleh pimpinan dan anggota DPRD pada saat mereka tengah berorasi menyampaikan aspirasi terkait anjloknya harga jagung petani pada musim panen tahun ini.

Kehadiran massa aksi AST berdemo di gedung wakil rakyat siang tadi, bertepatan dengan hari agenda pelantikan dan pengucapan sumpah jabatan anggota dewan hasil Pergantian antar Waktu (PAW) terhadap Drs Muhammad Yamin.

Disaat pendemo menyampaikan orasi, pimpinan dan anggota DPRD menyempatkan diri turun dari gedung paripurna dan menemui pendemo yang sejak awal telah berorasi dihalaman gedung dewan.

Namun ditengah para orator menyampaikan tuntutannya, tiba-tiba pimpinan DPRD Andy Bahtiar dan anggota dewan lainnya beranjak meninggalkan lokasi demo dan bergegas naik ke gedung rapat utama.

Aksi ketua DPRD itu spontan memicu reaksi para pendemo. Dan tanpa dikomando, pendemo yang sejak awal telah berpanas-panasan diterik matahari langsung meneriaki para wakil rakyat tersebut. Pendemo pun menyampaikan rasa tersinggung dan kekecewaannya dihadapan beberapa orang anggota dewan yang masih berada ditengah pendemo. “Ini sama halnya dengan penghianatan terhadap perjuangan rakyat. DPRD harus mendengarkan isi hati kami dan berjuang bersama rakyat. Bukan malah ditinggal pergi seperti ini,” teriak para pendemo.

Terik mentari yang semakin panas, tak menyurutkan aksi pendemo untuk terus berorasi. Bahkan para orator tampak semakin semangat dalam menyampaikan orasinya.

Ditengah anjloknya harga jagung petani, pihak DPRD menurut pendemo harus lebih getol dan aktif melakukan fungsi pengawasan terutama menyangkut regulasi aturan sehingga bisa menekan pihak eksekutif dalan melakukan intervensi terhadap harga.

Setelah lama berorasi, akhirnya pendemo diizinkan untuk berdialog dengan pihak DPRD di ruang rapat utama. Tanpa menunggu lama, pendemo langsung bergegas naik ke gedung sakral para wakil rakyat tersebut.

Diatas gedung pendemo telah ditunggu oleh ketua DPRD Andy Bahtiar, ketua Komisi I Ir. Muttakun, Iskandar, Pahlawan Indra Jaya, Ahmadin dan anggota dewan baru dilantik Drs Muhammad Yamin.

Sempat terjadi ketegangan antara pendemo dengan ketua DPRD. Hal itu dipicu sikap pendemo yang dinilai kurang sopan karena masuk ke ruang utama dan menduduki kursi sova kebesaran para wakil rakyat.

Hal tersebut menurut pihak dewan tidak etis. Karena berdasarkan Tatatertib (Tatib) dewan kursi tersebut hanya berhak ditempati anggota DPRD. Dan tidak sama sekali diperkenankan diduduki atau ditempati oleh orang lain. “Mohon dimaklumi, tolong dimengerti, ada tatip yang mengatur kursi itu hanya boleh diduduki anggota dewa. Ayo kalo mau kita sama-sama duduk dibawah lantai saja,” kata ketua DPRD Andy Bahtiar kepada para pendemo yang tengah asyik menikmati kursi empuk para wakil rakyat.

Aksi nekat massa pendemo diatas kursi panas anggota dewan itu membuat pusing sejumlah pegawai sekretariat dewan (Setwan), beberapa kali pendemo dibujuk dan diingatkan agar tidak duduk dikursi itu namun justeru malah memicu reaksi pendemo. Mereka pun keberatan dan beralibi bahwa gedung dan kursi itu juga merupakan aset negara yang tentu bisa dinikmati oleh rakyat dan masyarakat umum. “Setidaknya kami juga ingin merasakan empuknya kursi panas anggota dewan yang terhormat,” cetus pendemo.

Ulah massa AST ini tidak berlangsung lama, koordinator aksi akhirnya mampu meredam dan menanangkan situasi. Dan tawaran ketua DPRD untuk dialog dan duduk beralaskan lantai disepakati para pendemo. “Sebelumnya saya mohon maaf. Tidak ada maksud untuk menghindar. Tadi dibawah saya hanya berusaha menghargai karena kita semua lagi ibadah puasa, sementara ada beberapa orang yang asyik merokok dan saya menghargai itu semua, jadi bukan maksud pergi menghindari pendemo,” tutur Andy Bahtiar mengawali forum dialog.

Andy mengungkapkan pihak lembaga DPRD telah berupaya maksimal dalam memperjungkan apa yang menjadi tuntutan pendemo terkait persoalan anjloknya harga jagung petani. “Jika rekomendasi itu dinilai kurang efektif. Mari kita duduk bersama membahas supaya bisa lebih efektif,” katanya.

Pihaknya pun membantah keras adanya tudingan yang menyebutkan ada konspirasi antara DPRD dengan para suplayer pemilik gudang. “Supaya tidak ada suudzon, tidak benar ada ketua DPRD konspirasi dengan pengusaha. Sholat saya sampai mati tidak akan diterima jika saya ada terima seratus ribu. Jangan anggap DPRD adalah musuh,” tegas Andy Bahtiar.

Sementara pihak pendemo menyampaikan rasa kecewa terhadap sikap Bupati Dompu yang terkesan takut dalam mengintervensi harga jagung. Mereka meminta pemerintah agar lebih pro aktif mengawasi siatim kerja para suplayer jagung dalam melaksanakan pembelian jagung petani ditingkat gudang. “Sistym timbangan harus diawasi ketat. Petani jangan sampai dibodohi, siapa yang tahu teknik mereka. Saat jagung ditimbang, hasil kadar airnya petani kita iya-iya saja. Jagung jangan hanya menjadi pogram unggulan. Tapi endingnya harus bisa sejehterkan petani, ” kata Bedel, salah seorang perwakilan pendemo.

Para pendemo pun meminta agar pihak pemerintah melibatkan Perusda dalam menalangi dan membeli jagung petani. Lembaga DPRD pun didesak untuk segera memanggil Satuan Tugas (Satgas) Pangan guna dimintai pertanggung jawaban atas kinerjanya selama ini dalam menangani persoalan yang dihadapi petani jagung. “Secepatnya DPRD akan panggil pihak Satgas pangan,” kata Andy Bahtiar menutup dialog. (DB02)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]