oleh

Suara Lirih Dari Gedung Isolasi Sanggilo Dompu, Dimanakah Kami Terinveksi Corona?

Oleh MUSTAKIM, S.Hi
Koordinator keberangkatan Rombongan Jamaah Tabligh ke Pakato-Gowa-Makassar.

Yang menjadi pertanyaanya adalah dimanakah tepatnya mereka terinveksi virus ?
1. Apakah di dompu atau
2. Di gowa.

Baik. Kita analisa !!??!!

Pada tangga 18 maret 2020 tepatnya jam 08.00 pagi berangkat ke makassar dari pelabuhan bima menggunakan KM. BINAIYA sebanyak 206 orang dengan perincian 140 orang dompu 50 orang dari bima dan 16 orang dari sumbawa.

Kami tiba di makassar pada tanggal 19 maret jam 11.00 siang, kemudian sholat zuhur di masjid pelabuhan makassar, tepatnya jam 14.00 kami berangkat menuju pakato gowa yg membutuhkan waktu 1 jam dengan menggunakan grab.

Alhamdulillah kami sampai di gowa sekitar jam 3 sore, 2 kilo sebelum sampai kami melihat di sepanjang jalan kami melihat di kiri kanan jalan banyak orang berjalan kaki dan mobil2 pada keluar dari tempat ijtima, sehingga terjadi kemacetan, akhirnya kami turun untuk berjalan menuju medan pertemuan sejauh 1 km, setelah kami sampai ternyata kagiatan telah ditutup setelah ba’da zuhur.

Kemudian kami bertanya kepada panitia tentang pertemuanya, ternyata memang betul dan ini sdh kesepakatan antara pemerintah dengan panitia dan konsekuensinya pemerintah akan memfasilitasi pemindahan secara bertahap ke asrama haji makassar yang berasal dari luar daerah sebelum hari minggu, tanggal 22 maret 2020 medan pertemuan harus sudah dikosongkan dan juga pemerintah akan menyiapkan kendaraan operasional untuk dapat diantar ke bandara dan pelabuhan bagi yg sudah memiliki tiket yg mana kendaraan itu juga telah dipersiapkan di asrama haji.

Maka pada malam jumat, 19 maret 2020 setelah ba’da isya separuh teman2 daerah dompu berangkat ke asrama haji menggunakan kendaraan truck TNI dan bus damri milik pemprov selsel. Kemudian separuhnya lagi pada hari sabtu, 21 maret 2020 dipindahkan ke asrama haji yang mana rombongan kamilah yang merupakan gelombang terakhir yang diantar dari medan ijtimab ke asrama haji.

Di asrama haji kami berada kurang lebih selama 4-6 hari, setiap harinya ratusan orang dari berbagai daerah telah diantar oleh pemerintah ke bandara dan ke pelabuhan.

Kloter yang paling terakhir adalah daerah se pulau sumbawa dan daerah kaltim sebanyak 300 orang lebih diantar ke pelabuhan, pada hari selasa malam tanggal 24 maret jam 9 malam, jadwal kapal kami akan tiba pada jam 6 sore hari rabu tanggal 25 maret 2020, sementara itu pengurus masjid melarang kami tidur dan istirahat di dalam masjid sehingga kami pada malam itu sampai keberangkatan berada di luar teras masjid pelabuhan berjubel numpuk dan di malam itu juga kami tidur di teras luar masjid diterjang angin malam yang dingin.

Tepat jam 6 sore kapal pelni KM. Binaiya tiba dan jam 8 malam berangkat menuju pelabuhan Bima, kami semua 95% ditempatkan dalam dek yg sama dan alhamdulillah kami tiba di pelabuhan bima pada hari kamis, 26 maret 2020 jam 11 malam. Informasi kedatangan kami semua telah diketahui oleh seluruh pemda se pulau sumbawa dan telah dipersiapkan mobil penjemputan oleh masing2 pemda.

Setibanya kami, petugas kapal pelni telah mengkhususkan pintu tersendiri bagi kami dan ketika kami turun seluruh petugas kesehatam lengkap dengan pakaian APD mulai dri tangga turun sampai sopir yg mengantar kami semua berpakaian lengkap APD. Tindakan yang dilakukan kepada kami adalah mengukur suhu tubuh dan menyemprot kami sebanyakn 3 kali dengan disinfektan beserta seluruh barang bawaan kami tidak luput dari semprotan disinfektan sebelum kami naik di mobil. Setelah itu tepatnya sekitar jam 1 malam kami semua diantar sampai di rumah kami masing2. Kamipun dihimbau untuk isolasi mandiri selama 14 hari dan dilarang untuk beraktifitas serta akan dipantau dan diperiksa oleh petugas kesehatan secara rutin.

Jika dilihat dari apa yang dilakukan oleh pemda ketika kami tiba di pelabuhan dengan sangat ketat pengawasanya sampai2 semua petugas kesehatan yang memeriksa suhu tubuh, menyemprot 3x dan seluruh sopir beserta pendamping sopir semuanya menggunakan pakaian astronot lengkap (APD). Dengan tindakan itu semua sudah bisa dipastikan bahwa pemerintah daerah melalui dinas kesehatan bahwa kami ini telah diduga terpapar virus, karena dalam hal ini hanya 2 pilihan telah terpapar virus atau tidak terpapar virus.

Maka disini, pilihan yang harus diambil oleh pemda adalah harus dan wajib mengambil pilihan diduga kuat telah terinveksi dan terpapar virus, sehingga seharusnya tindakan yang diambil agar tidak menimbulkan dampak yang lebih luas baik terhadap keluarga, masyarakat dilingkungan tempat tinggal dan masyarakat dompu pada umumnya, seharusnya sejak dini adalah dengan melakukan tindakan karantina bersama di satu tempat. Inilah yang seharusnya langkah pertama yang dilakukan oleh pemda.

Selama 14 hari kami semua sebanyak 140 orang diisolasi mandiri dirumah masing2 dan seluruh kegiatan da’wah dan tabligh dinonaktifkan dan tidak ada kegiatan pertemuan dan musyawarah mingguan semuanya dinonaktifkan. Selama 14 hari itu juga diantara kami semua tidak ada lagi saling berjumpa dan bertemu.

Selama 14 hari telah dilakukan pemeriksan secara rutin 2 hari sekali kami didatangi petugas puskesmas. Ternyata kedatangan petugas puskesmas dengan pakaian penutup wajah seperti helm telah menimbulkan kecurigaan ditengah-tengah masyarakat dan menimbulkan persepsi bahwa kami ini benar2 telah terinveksi corona, sehingga masyarakat mulai menjauhi mereka.

Seharusnya tindakan yg dilakukan adalah cukup menyampaikan agar datang ke puskesmas masing2, dan ini yang paling terbaik sehingga tidak akan menimbulkan kecurigaan di tengah-tengah masyarakat dan tidak menimbulkan dampak psikologis yang begitu besar bagi anak2 mereka semua.

Waktu karantina kami diperpanjang menjadi 21 hari. Selama pemeriksaan 21 hari tidak ada diantara kami yang nampak gejala telah terpapar virus baik diri kami maupun istri dan anak2 kami. Ternyata setelah habis waktu 21 hari karantina kami semua dipanggil kembali untuk dilakukan rapid test dengan mengambil darah di pergelangan siku kami sebanyak 200 cc di puskesmas masing2. Dari 139 orang yang di rapid tes ternyata 71 orang dinyatakan reaktif dan harus dilakukan karantina bersama di RS. Pratama manggalewa 67 orang dan 14 orang di puskesmas nangakara calabai.

Kemudian pada hari ahad, 19 april 2020 dilakukan tes SWAB gelombang pertama sebanyak 52 orang di RS. Pratama dan pada hari kamis, 23 april 2020 hasilnya telah dikeluarkan oleh RSUP Ntb yang menyatakan sebanyak 23 orang positif telah terinveksi virus corona. Kemudian pada hari rabu, 22 april 2020 dilakukan tes SWAB gelombang kedua sebanyakn19 orang, dan pada hari sabtu, 25 april 2020 hasilnya menyatakan sebanyak 8 orang dinyatakan positif telah terinveksi virus corona. Sehingga total keseluruhan sebamyak 31 orang positif corona, maka 31 orang dikarantina di Rs. Pratama dan yang negatif dikarantina di sanggilo matua dan nangakara calabai.

Pada hari minggu, 26 april 2020 di nangakara dan senin, 27 april 2020 di sanggilo matua dilakukan pengambilan SWAB kedua sebanyak 40 orang dan hingga saat ini masih menunggu hasil tes swabnya dari RSUP NTB.

Jika kita analisa dengan seksama akan dapat terlihat bahwa mereka telah terinveksi ketika berada di gowa atau ketika berada di asrama haji bukan di dompu, karena sejak tiba di dompu mereka sudah tidak saling bertemu.

Apabila dilihat Dari awal perjalanan hingga keluarnya hasil positif, itu telah memakan waktu sekitar 30 hari lebih, dalam arti bahwa virus itu sudah berada di dalam tubuh mereka selama 30 hari lebih. Bahkan jika dihitung pada hari ini kamis tanggal 30 april 2020, maka virus itu sudah berada di dalam tubuh mereka (31 orang) selaman 40 hari. Akan tetapi hingga saat ini mereka tidak ada satupun yang merasakan gejala telah terinveksi virus corona.

Inilah yang menimbulkan suatu pertanyaan yang besar ?

Kalau memang benar itu virus ada seharusnya diantara mereka sudah banyak yang menimbulkan gejala-gejalany bahkan seharusnya sudah dalam keadaan akut.

Baiklah kita jelaskan sedikit tentang virus corona yang bersumber dari internet.

Virus corona memiliki hanya 1 sel RNA, di permukaan benda mati tidak dapat bertahan lama dan tidak bisa membelah serta berkembang biak, paling lama bisa bertahan hidup di udara maupun permukaan benda mati hanya 8 jam lamanya.

Untuk bisa bertahan hidup dan membelah diri serta berkembang biak membutuhkan media yang hidup yaitu makhluk hidup manusia dan binatang. Jika virus ini bisa masuk kedalam tubuh manusia maka dia bisa hidup paling lama 37 hari. Selama di dalam tubuh manusia ini dia bisa membelah dirinya dan dapat berkembang biak di inangnya/pejamu. Para ahli mengatakan ketika seseorang telah terpapar virus corona, maka rata2 dalam kurung waktu 14 hari akan menampakkan gejala batuk, demam dan sesak napas, gejala ini adalah reaksi dari tubuh menolak keberadaan virus tersebut.

Allah swt telah menciptakan manusia dengan sangat sempurna, di dalam tubuh manusia memiliki sebuah radar yang dapat mendeteksi setiap virus yang masuk dan mengidentifikasi virus sebagai musuh yang harus dilawan oleh antibodi atau imunitas tubuh, dalam perjuangan melawan virus menyebabkan adanya gejala pada pasien yang terinveksi virus seperti demam, batuk dan sesak napas itu merupakan reaksi tubuh dan sebagai upaya tubuh untuk melawan.

Dalam proses melawan virus yang sebelumnya virus ini belum pernah datang dan baru pertama kali, sehingga belum memiliki antibodi terhadap virus tersebut.

Dalam pembentukan antibodi ini membutuhkan Waktu 7-14 hari lamanya, ketika antibodi telah terbentuk dan menyimpanya didalam sel memory, maka virus akan dilawan oleh antibodi yang sudah terbentuk hingga tak bisa bertahan di dalam tubuh. Kemampuan antibodi melawan virus corona ini tergantung pada seberapa kuat imunitas yang dimiliki tubuh seseorang. Resiko dari virus corona akan meningkat seiring dengan menurunya imunitas tubuh dan riwayat penyakit lain yang melemahkan tubuh.

Sistem imunitas dirancang utk mengenal dan menghancurkan benda asing yang masuk kedalam tubuh manusia termasuk patogen.

Patogen adalah benda atau bahan yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia

Bakteri adalah mikroorganisme sel tunggal yang memiliki inti sel yang dapat membelah sendiri dengan cepat.

Virus adalah tidak dapat membelah sendiri dan membutuhkan media (sel) dan jaringan hidup dari tubuh inang/pejamu untuk membelah atau memperbanyak diri.

Inkubasi adalah rentang waktu antara terjadinya infeksi dan munculnya gejala untuk virus ini adalah 1-14 hari.

Oleh karena itu :
1. Virus corona belum ada vaksin
2. Tubuh manusia blum memiliki antibodi sebelum virus masuk, ketika masuk membutuhkan proses pembentukan 7-14 hari. Barulah dilawan oleh antibodi agar tidak bertahan lama di dalam tubuh.
3. Virus corona ini dapat membelah diri dan memperbanyak ketika ada di dalam tubuh manusia, semakin lama di tubuh jumlahnya semakin bertambah banyak. Para ahli mengatakan paling lama berada di dalam tubuh adalah 37 hari dan rata2 paling lama 20 hari sudah menunjukkan gejala, ini semua tergantung pada daya tahan daripada imunitas tubuh manusia yang berbeda-beda.
4. Virus corona ini menyerang sistem pernapasan.
5. Virus corona ini lebih dahsyat dari virus influensa bahkan 10 x lipat. Seseorang yang terinfeksi virus influensa saja pasti akan menimbulkan gejala cepat atau lambat dan banyak orang yang tidak bisa luput dari virus influenza, padahal di dalam sel memory sel otak kita sudah tersimpan dan telah memiliki antibodinya terhadap virus influenza.

Jadi kesimpulanya :

Apakah mungkin tubuh seseorang dapat bertahan dari serangan virus corona, sedangkan virus sudah berada dalam tubuhnya selama 30-40 hari dan selama itu pula tidak membuat reaksi dan gejala terhadap para penderitanya serta selama 30-40 hari itu pula orang2 disekitarnya tidak ada yang tertular dengan menunjukkan gejala terpapar virus corona.

Jika dijumlah dari seluruh orang yang naik kapal pelni Km. Binaiya sebanyak 206 orang dan yang terpapar sebanyak 46 orang dengan perincian dompu 31 orang, kab. Bima 12 orang dan sumbawa besar 4 orang sehingga jika dirata-rata sebanyak 23 % telah terpapar corona.

200 orang lebih selama 7 hari telah berkumpul bersama, sholat bersama, makan bersama dan tidur bersama sudah dapat menularkan sebanyak 46 orang.
Kemudian bagaimana 46 orang yg positif sudah hidup bersama dengan istri dan anak, beraktifitas dengan sanak family, berjumpa dengan orang2 di kampungnya dan sholat berjamaah di masjidnya selama 30 hari, maka berapa banyak orang yang akan terpapar dan terinveksi virus corona. Maka bisa dipastikan dan diduga alur penularanya akan lebih besar dibandingkan 200 orang yg hidup bersama selama 1 minggu.

Tetapi anehnya hingga sampai saat ini, sudah 40 hari mereka telah berada di rumah mereka masing2, tetapi belum nampak gejolak di masyarakat yang terpapar virus corona ataupun orang2 yang telah melakukan kontak fisik dan bergaul bersama mereka menampakkan gejala dan ciri-ciri telah terinveksi virus corona

Sanggilo-Matua, 30 April 2020

T T D

MUSTAKIM, S.Hi

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]