oleh

Selain Hutan Gundul, Kendala Drainase Penyebab Meluapnya Banjir Lakey

 

DOMPU-Dalam sepekan kawasan wisata internasional Lakey menjadi sasaran terjangan banjir bandang.

Meski tidak ada korban jiwa. Bencana banjir bandang ini telah menimbulkan ancaman psikis bagi sejumlah pelaku wisata di pantai Lakey dan warga Kecamatan Hu,u secara umum.

Bencana banjir di kawasan strategis pariwisata provinsi (KSPP) itu kerap terjadi saat musim hujan setiap tahunnya.

Rasa cemas, khawatir dan takut kerap menghantui kesalamatan nyawa warga dan pelaku wisata serta tamu yang berkunjung ke Lakey.

Sebab terjangan air bah yang mengderas dari arah pegunungan tepat sebelah timur pantai Lakey selalu menimbulkan kerugian materi bagi warga dan pelaku usaha di Lakey.

Air coklat pekat bercampur lumpur itu akan merobohkan bangunan hotel, rumah dan kios warga. Kamar disejumlah hotel wajib menjadi langganan genangan air setinggi lutut orang dewasa.

Banjir juga akan meluluhlantakkan fasilitas umum seperti akses jalan dan jaringan PLN. “Kondisi ini setiap tahun tetap terjadi. Harusnya ada langkah strategis dari pemerintah,” ungkap Restu salah seorang pelaku wisata di Lakey saat ditemui media ini, Selasa (7/12) kemarin.

Dari pengalaman bencana banjir yang terjadi di Lakey selama ini. Restu dan warga lainnya berkesimpulan, persoalan penggundulan kawasan hutan penyangga pariwisata adalah salah satu faktor penyebab banjir bandang di Lakey. “Sungai yang sempit dan idak adanya drainase yang memadai juga jadi faktor utama. Ini harus disikapi serius pemerintah provinsi NTB,” kata Mujahidin, S.Sos Kepala Desa Hu,u.

Menanggapi itu, Kepala Dinas PUPR Provinsi NTB, Ir. Ridwansyah saat dihubungi terpisah media ini menyampaikan pihaknya tetap memantau kondisi tersebut.

Bahkan menurut dia, adanya persoalan semacam itu akan menjadi atensi khusus pihaknya. “Tapi harus ada perhatian dari Pemkab Dompu juga,” ujarnya.

Lakey kata Ridwansyah adalah aset besar ntuk sektor pariwisata. Hanya saja selama ini luput dari perhatian terutama oleh pemerintah daerah setempat. “Minimal harus ada konseplah yang disampaikan. Soal drainase itu kita tangani. Hutannya juga harus dijaga,” tutur pejabat kelahiran Dompu itu. (DB02)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]