oleh

Mengenal Pecatur Cacat Asal Bima Yang Pantang Menyerah

DOMPUBICARA-Namanya Masrun 30 tahun asal Desa Wora Kecamatan Wera Kabupaten Bima NTB, dia terlahir cacat dengan tubuh yang sangat pendek serta tangan dan kaki kecil dan bengkok. Meski begitu dia memiliki mental yang kuat menjadi atlit catur menantang pecatur-pecatur kuat se NTB.

Pada turnamen catur se NTB 25-27 pebruari 2022 lalu, Masrun adalah salah satu perserta diantara ratusan pecatur yang berdatangan dari seluruh Kabupaten dan kota se NTB. Meski cacat dia tak gentar menghadapi lawan-lawanya dipapan catur.

Prinsip yang dianut pria jomblo ini dalam bermain catur adalah bertempur hidup atau mati, kalah atau menang selebihnya tidak ada. ”Dalam bermain saya pantang menyerah, bila punya kesempatan saya gempur habis-habisan,” tandas dia.

Anehnya lagi Masrun tidak ingin berada dan terjebak dalam posisi remis, karena menurut dia tak ada gunanya berbagi kemenangan. ”Beberapa partai sempat terjebak dalam posisi remis, dan lawan menawarkan remis, tapi saya tolak dan tidak mau,” ceritanya bersemangat.

Karena memaksakan diri untuk bertempur lanjut dia kebanyakan hasil akhirnya kalah. ”Tidak apa-apa dari pada berbagi point,” urainya.

Dalam turnamen catur di kampus STIH Bima pebruari lalu, Masrun berhasil mengumpulkan lima poin dari sembilan babak yang dimainkan. Meski demikian Masrun dinobatkan sebagai pemain faforit atas semangat dan perjuanganya. Untuk itu dia berhak mendapat bonus sebesar Rp 1,5 juta dari STIH dan Percasi Kabupaten Bima.

Pada turnamen se NTB yang kembali akan digelar di Kota Bima 18-20 Maret 2022 ini Masrun akan kembali ikut berlaga. Walau dia akui ilmu caturnya tidak seberapa tetapi akan terus diasah lewat level-level yang bergengsi.

Kendala yang dihadapi sehingga ilmu caturnya tidak berkembang dengan baik karena tidak ada guru untuk menimba ilmu. Kemampuan catur yang dimiliki sekarang hanya pengalaman bermain dengan rekan-rekan catur di kampung. ”Saya hanya butuh guru catur sebenarnya,” tutupnya. (DB01)

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]