oleh

Ternak Marak Berkeliaran di Kota, Surat Edaran Bupati Dompu Dinilai Mandul

 

DOMPU-Maraknya gerombolan ternak yang bebas berkeliaran mencari makan di pusat kota Dompu masih terus terlihat. Padahal sebelumnya, Bupati Dompu telah menerbitkan Surat Edaran (SE) terkait larangan dan penertiban ternak tersebut.

Kamis (28/7) pagi, tepatnya di depan kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) jalan Bhayangkara Dompu, terlihat gerombolan ternak kambing tengah lalu-lalang mencari makan.

Kondisi ini sempat menimbulkan ancaman bagi para pengendara yang melintasi jalan raya depan kantor Mapolres Dompu.

Gerombolan ternak kambing itu nyaris saja tertabrak sepeda motor seorang warga yang melintas, sebab secara tiba-tiba menyebrang ke sisi barat jalan raya.

Situasi itu tak ayal mengundang reaksi sejumlah pengendara. Bahkan beberapa orang warga angkat bicara menyoroti maraknya hewan ternak seperti sapi, kuda dan kambing yang masih marak terlihat bebas berkeliaran di pusat kota Dompu. “Panas-panas ta,i ayam. Toh sekarang masih banyak ternak berkeliaran di pusat kota,” celoteh warga.

Persoalan ternak berkeliaran di pusat kota selama ini telah menjadi perhatian serius pemerintah, bahkan telah diterbitkan Perda nomor 9 tahun 2006 dan Bupati Dompu Abdul Kader Jaelani beberapa waktu lalu juga telah menerbitkan surat edaran (SE) nomor 500/12/Pol.PP/2022.

Kedua produk hukum tersebut secara jelas mengatur tentang larangan dan penertiban terhadap ternak milik warga yang dilepaskan liarkan di wilayah kota Dompu. “Surat edaran bupati mandul. Faktanya, tidak ada penertiban secara maksimal,” kata Suherman salah seorang pemerhati sosial.

Dengan kondisi demikian. Warga berharap para pemilik ternak untuk tidak mengembalakan ternaknya di wilayah kota. “Pemerintah harus lebih serius lagi. Kondisi ini kerap membahayakan pengendara. Estetika tata kota terkesan semrawut,” tutur Azwar warga lainnya. (DB02)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]