oleh

Sorot Kinerja Polres Dompu, Massa HMI Bersitegang Dengan Polisi

DOMPU–Maraknya kasus pemanahan yang terjadi di wilayah hukum Polres Dompu, kini menuai sorotan dan reaksi kelompok mahasiswa.

Sorotan publik muncul, lantaran kinerja jajaran Polres Dompu dinilai sangat lemah dalam menindak pelaku pemanahan.

Kondisi ini tentu saja menuai reaksi kalangan mahasiswa di Bumi Nggahi Rawi Pahu. Puluhan orang mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kabupaten Dompu, Kamis (15/1) pagi tadi menggelar aksi unjukrasa di depan kantor Mapolres Dompu.

Awalnya, sekitar pukul 09.30 Wita massa HMI berkumpul di bundaran Masjid Raya Dompu dan melakukan Longmarch hingga ke Mapolres.

Dengan bentangan spanduk warna putih bertuliskan tinta merah sebagai nada kritikan, pendemo tampak penuh semangat meneriakkan yel-yel perjuangannya.

Sementara diatas bak terbuka mobil pickup Suzuki Carry warna hitam yang mengangkut sound sistem, terdengar para orator berapi-api menyampaikan kritikan dan protes.

Sesekali terlihat, massa aksi membagikan selebaran berisi pernyataan sikap kepada sejumlah pengendara dan warga disepanjang jalan yang dilalui.

Tiba dilampu merah Koramil Kota. Massa aksi tampak berulah dengan melakukan aksi bakar ban bekas. Tak ayal situasi ini memaksa petugas Satlantas Polres Dompu turun tangan mengatur arus kendaraan.

Usai bakar ban. Pendemo kembali Longmarch menuju kantor Polres. Sesaat tiba di Mapolres, para orator terdengar semakin semangat menyampaikan orasinya.

Dihadapan petugas kepolisian yang memang sejak pagi standby di gerbang masuk Mapolres. Para orator secara bergantian menyampaikan sorotan dan tuntutan.

Mereka menyoroti lemahnya penegakan supremasi hukum oleh pihak Polres. Terutama penanganan kasus pemanahan misterius. Dan kasus mafia ilegal logging kayu Sonokeling. “Kasus ini tidak jelas penanganannya. Kapolres ada apa ini semua,” kata Bojes salah seorang orator.

Karena isu yang diusung dinilai cukup strategis untuk proses penegakan hukum. Pendemo meminta agar Kapolres Dompu, AKBP Iwan Hidayat dan jajarannya harus bertanggung jawab penuh. “Kapolres harus berani keluar menemui kami dan menjelaskan semuanya,” teriak para pendemo.

Karena tidak kunjung di temui Kapolres. Massa aksi mulai kecewa dan terpancing emosi untuk menerobos masuk blokade petugas di pintu gerbang. Meskipun beberapa kali upaya itu dilakukan mahasiswa tetap kalah body dan tidak bisa masuk.

Hal ini memicu reaksi pendemo. Mereka juga tampak membakar ban. Personil polisi terlihat berupaya menenangkan massa. Lantaran tersulut emosi dan kecewa, pendemo kembali meringsek paksa barisan petugas.

Suasana tegang dan aksi saling dorong antar pendemo dengan petugas pun terjadi. Beruntung Wakapolres Kompol Abdi Maulidin didampingi Kasat Intelkam, Iptu Abdul Haris turun langsung menemui pendemo dan mampu menenangkan situasi.

Wakapolres menyampaikan, apa yang menjadi tuntutan pendemo akan diatensi pihaknya. Hanya saja, permintaan mahasiswa untuk bertemu langsung Kapolres tidak bisa dilakukan. “Bapak Kapolres saat ini sedang tugas luar daerah. Nanti baliknya adek-adek mahasiswa bisa ketemu langsung,” jelas Wakapolres.

Meski dengan raut kecewa dan mengaku tidak puas. Para pendemo akhirnya dengan berat hati menerima perihal yang dijelaskan Wakapolres. Dan massa HMI pun terlihat membubarkan diri dengan tertib. “Jika ini tidak terwujud kami akan lakukan instabilitas,” ancam para pendemo sembari mbubarkan diri. (DB02)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]