DOMPU-Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) layak bangga dengan keberadaannya.Daerah dengan Motto Nggahi Rawi Pahu dan Bervisikan Dompu Mashur (Mandiri, Sejahtera, Unggul dan Religius ini menyimpan beragam kekayaan budaya dan juga destinasi wisata yang menarik.
Dompu memiliki La Key Beach dan Gunung Tambora sebagai IKON daerah dan kedua tempat ini sangat populer dimata dunia. Pantai La Key yang berada di Kecamatan Hu’u terkenal dengan ombaknya yang besar dan berliuk-liuk sehingga cocok bagi para peselancar kelas dunia beradu nyali.
Pantai La Key juga menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara guna menikmati keindahan panorama alam dan pantainya yang berpasir putih. Gunung Tambora yang berada di Kecamatan Pekat menjadi populer dimata dunia disebabkan letusannya yang maha dahsyat sekitar tahun 1815 silam.
Letusan Gunung Tambora memberi dampak besar bagi perubahan iklim dunia. Abu Vulkanik saat terjadi letusan menyebar keseluruh dunia. Akibat letusan dahsyatnya itu membuat Gunung Tambora dikenang hingga saat ini dan menarik banyak orang hadir di areal ini untuk melihat dari dekat jejak-jejak letusan yang terjadi dimasa silam.
Gunung Tambora pun saat ini telah menjadi destinasi wisata (daerah tujuan wisata) yang menarik perhatian banyak kalangan terutama para pendaki. Di areal Gunung Tambora telah tersedia Taman Nasional (TN) Gunung Tambora yang berupaya melindungi, merawat dan melestarikan beragam ekosistim untuk terus tumbuhkembang sehingga dapat dinikmati secara berkesinambungan.
Selain itu Dompu juga memiliki produk budaya warisan para leluhur daerah yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Produk budaya dimaksud menjadi produk yang unik dan berbeda dengan produk yang dimiliki daerah lainnya di Indonesia bahkan dunia.
Produk budaya yang unik ini adalah berupa Tenunan Muna Pa’a dan Olahan Makanan yang dinamakan Timbu atau Lemang. Tenunan Muna Pa’a dan Olahan Makanan Timbu kemudian diakui pemerintah dalam hal ini Kemendikbud dan Ristek RI, sebagai sebuah Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Menariknya Muna Pa’a telah digandrungi sebagai pakaian resmi oleh berbagai kalangan di Jakarta. Muna Pa’a sudah berada di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk dikenakan sebagai pakaian resmi dalam mengikuti acara rapat.
Terkait Muna Pa’a dikenakan sebagai pakaian resmi dalam rapat di Gedung DPR-RI dibenarkan Kepala BPKAD, Muhammad Syahroni, SP., MM, atau akrab disapa Dae Roni, beberapa waktu laluVia Whatsapp.
“Iya benar, Muna Pa’a sudah digandrungi sebagai pakaian resmi dalam mengikuti rapat di Gedung DPR-RI”, katanya.
Lanjutnya menambahkan tadi Muna Pa’a dikenakan Dr. Johan Rosihan, Anggota DPR-RI Dapil NTB II di Rapat Paripurna Penyampaian Pemerintah Terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN Tahun Anggaran 2025.
Seusai rapat pun Dae Roni mendapat cerita dari Dr. Johan Rosihan bahwa saat rapat berlangsung beliaunya mengenakan Muna Pa’a saat rapat berlangsung. Dalam rapat tadi dengan bangga saya mengenakan Jas Muna Pa’a ditengah hampir semua Anggota DPR RI mengenakan jas standar dan di acara tersebut saya menjadi pusat perhatian kata Dae Roni mengutip Dr. Johan Rosihan.
Bupati dan Wakil Bupati Dompu, H. Kader Jaelani dan H. Syahrul Parsan menurut Dae Roni juga berupaya keras mempromosikan Muna Pa’a ke berbagai kalangan. Kaban Muhammad Syahroni kemudian mengungkapkan menjadi tantangan bagi kita semua untuk mengenalkan Muna Pa’a secara masif keberbagai kalangan.
katanya lagi suatu saat nanti dengan promosi yang masif produk Muna Pa’a akan diterima secara baik untuk dikenakan dalam berbagai acara oleh semua kalangan baik lokal, regional, nasional maupun dunia internasional.
Diakhir Dae Roni mengajak semua pihak secara bersama ikut mempromosikan Muna Pa’a. “Mari ikut mempromosikan Muna Pa’a sehingga dapat diterima untuk dikenakan berbagai kalangan kemudian berdampak bagi peningkatan pendapatan masyarakat”, terangnya. (Prokopim)