DOMPU-Maraknya aksi kekerasan dan kejahatan yang melibatkan anak-anak di wilayah Kabupaten Dompu, menuai reaksi pemerintah.
Saat ini Pemkab Dompu telah membentuk tim terpadu yang terdiri dari unsur TNI Polri, Dinas P3A, Camat, Dishub dan Pol PP.
Tidak tanggung-tanggung. Tim ini setiap malam melaksanakan kegiatan patroli dan razia, dengan sasaran menertibkan anak-anak dan remaja yang nongkrong di atas jam 10 malam.
Pemberlakuan jam malam ini telah menjadi kesepakatan bersama antara pemerintah daerah dengan pihak Forkopimda. Hal ini terpaksa ditempuh lantaran meningkatnya tren kasus hukum yang melibatkan anak-anak.
Bahkan yang mencengangkan yakni kasus tewasnya siswa SMP, yang diduga menjadi korban kekerasan dengan pelaku melibatkan anak-anak.
Atas kondisi tersebut, Kamis (21/11) malam. Tim terpadu menggelar operasi pemberlakuan jam malam di lampu merah cabang Cakre, Kelurahan Kandai Dua, Kecamatan Woja. “Ini upaya tindak lanjut rapat koordinasi. Pemerintah langsung bersikap ambil langkah antisipasi,” kata Kepala Dinas DP3A Dompu, Abdul Syahid SH di sela kegiatan.
Pentauan langsung DompuBicara.Com. Setiap ruas jalan di perempatan cabang Cakre di sisir petugas. Sejumlah kendaraan roda dua terutama yang dikendarai anak-anak langsung diberhentikan dan diperiksa.
Selain mengedukasi untuk tidak keluyuran malam. Sasaran petugas adalah menggeledah pengendara dan isi jok motor. Sebab, selama ini disinyalir gangster anak saat beraksi wajib membawa senjata tajam berupa panah, kapak dan parang. “Kemarin, sekitar 20 orang anak kedapatan dan kita bawa ke Polres untuk pembinaan,” ungkap Abdul Syahid.
Tim terpadu akan terus bekerja keras untuk membasmi perilaku negatif yang melibatkan anak-anak. Saat ini, untuk sementara waktu pemerintah daerah telah menyiapkan rumah aman anak di Kodim 1614 Dompu. (DB02).