oleh

Siapa Nasuhi?

Siapa Drs Mukh Nasuhi yang begitu gampang melepaskan jabatan empuk yang banyak diburu orang sebagai Kepala Kementrian Agama Kabupaten Dompu. Dia putra Kempo anak dari H Syamsuddin Insyan mantan qori’ terbaik pada eranya. Pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi disekolah agama, mulai Madrasyah di Kempo, Tsanawiyah di Dompu, Aliyah di Dompu, IAIN Mataram. Sedangkan untuk program pasca sarjana lewat Sekolah Tinggi Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) Jakarta.

Sebelum menjadi PNS dikementrrian Agama, putra dua anak ini malang melintang didunia jurnalis lewat harian umum Bali Post. Karirnya dunia jurnalis tidak diragukan lagi, tulisan-tulisanya sangat tajam, bekerja tidak pernah punya tendensi, sahabatnya sangat banyak mulai dari orang kecil hingga para pejabat.

Diorganisasi tidak terhitung lagi, di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) nama Drs Muh Nasuhi M.Si masih tercatat sebagai sekretaris PWI Perwakilan Dompu mendampingi H Abdul Muis sebagai ketuanya. Sebagai sekretaris PWI sosok Nasuhi sangat disegani oleh kalangan wartawan didaerah, sifat yang ramah, tegas dan sangat menghargai orang lain menjadikan dia cukup dihormati.

Dikantor kementrian agama Nasuhi mengawali karirnya menjadi guru di MAN Dompu sampai akhirnya dipercaya menjadi Kasek di MAN terkait. Tidak lama menjadi Kasek dia ditarik masuk ke Kasi Mapenda Kemenag Dompu. Tidak genap setahun memangku jabatan itu dikembali dipercaya untuk memegang pucuk pimpinan sebagai Kepala kantor Kemenag Dompu.

Kini Nasuhi telah mundur dari jabatan itu, walau dalam keteranganya tidak ada apa-apa dengan pengunduran dirinya, setidaknya sikap yang tak jarang dimiliki pejabat lain dinegeri patut dicermati, apakah Muh Nasuhi tidak mampu mengemban tugas ataukan ada persoalan internal yang harus dia hindari, walahualam. , Saat Drs Muh Nasuhi, M.Si sedang berkhutbah pada hari raya idul adha di Lapangan Pendopo Dompu tahun 2011.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]