oleh

Pengumuman Kelulusan Diwarnai Aksi Coret Dan Trek-Trekan

DOMPU—Harapan pemerimntah daerah, guru dan orang tua agar pelajar tidak menujukan eforia berlebihan saat pengumuman kelulusan dengan corat-coret baju dan trek-trekan ternyata hanya tinggal harapan. Karena begitu pengumuman disampaikan ribuan pelajar di Kabupaten Dompu meluapkan kegembiraanya dengan saling kejar menyemprot rekanya dengan pewarna pilox yang telah disediakan.

Pemandangan seperti iitu hampir menyeluruh diseluruh sekolah terutama di Kecamatan Dompu dan Woja. Semula tidak terlihat akan ada aksi dari pelajar mengingat berbagai usaha telah dilakukan agar pelajar bisa terhindar dari aksi boros itu, tetapi begitu pengumuman disampaikan luapan kegembiraan tak terbendung, bahkan pelajar yang semula memakai baju biasa segera mengganti dengan baju seragam yang telah diselipkan ditas dan menyemprotnya sebagai kenang-kenangan.

‘’Ini kenang-kenangan kami saat SMA dan baju ini akan dipajang saat kuliah nanti,’’ ujar sejumlah pelajar SMA Negeri I Dompu yang asyik bergantian menyemprot bajunya didepan sekolah terkait. Malah salah seorang diantaranya menyatakan siapapun boleh melarang tetapi tak akan mampu karena momen itu hanya berlangsung sekali ini saja.

Salah seorang guru SMA Kosgoro Dodi Hardiana, S.Pd mengaku sebenarnya pihak sekolah telah berupaya mencegah muridnya untuk tidak melakukan aksi corat-corat baju dengan cara saat datang menuggu pengumuman tidak perlu pakai baju seragam. Mengalihkan perhatian sekolah juga menyediakan hiburan orgen tunggal dan pelajar diberi kebebasan untuk berjoget melampiaskan kegembiraan.

Tetapi begitu pengumuman dikeluarkan upaya itu tak berhasil, ternyata anak-anak membawa baju seragamnya didalam tas berikut pilox, setelah itu mereka tinggalkan hiburan orgen tunggal mencari teman-teman dari sekolah lain untuk berkonvoi. Sementara itu aksi trek-trekan juga mewarnai disejumlah ruas jalan di kota Dompu dan Woja, ratusan kendaraan roda dua berkonvoi merayakan kelulusan mereka.

Ramainya konvoi karena pelajar dari berbagai sekolah bergabung dan berkeliling kota dengan suara kendaraan yang sengaja meraung-raung. Aparat Polres Dompu yang menggunakan kendaraan truk dalmas maupun bersepeda motor berusaha mencegah disejumlah titik, tetapi berhasil dicegah dibeberapa titik muncul lagi dari titik lain, aksi kejar-kejaran antara pelajar dan aparat polisi juga terlihat mearnai konvoi itu. Untungnya tidak ada kecelakaan dalam konvoi yang melibatkan ratusan kendaraan pelajar.

Tokoh masyarakat dan mantan ketua PGRI Kabupaten Dompu H Azis Saleh yang dimintai komentarnya menyatakan bahwa prilaku seperti itu sudah menjadi tradisi bagi pelajar diseluruh Indonesia. Azis yang mantan guru puluhan tahun ini mengaku sebenarnya dunia pendidikan bukan tak pernah memberikan penyadaran tentang hal itu, tetapi kondisinya tetap tak mampu dicegah.

Menurut Azis yang kini menjabat sebagai ketua harian KONI Dompu ini karena sulit dicegah maka sebaiknya diatur dan diarahkan terutama cara-cara berkonvoi supaya tidak mengganggu pengguna jalan lainya serta tidak menimbulkan kecelakaan. Secara psikologis kata dia luapan kegembiraan itu lebih disebabkan karena selama tiga tahun mereka berkutat dengan mata pelajaran dan berusaha belajar dengan baik sehingga bisa lulus. ‘’Tak apa-apa mereka luapkan kegembiraan seperti itu, tetapi tinggal diatur saja,’’ jelas Azis.

Sedangkan menyangkut prosentase kelulusan tahun ini sedikit mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sekitar satu persen. Tahun lalu prosentase kelulusan sekitar 98 persen tahun ini menjadi sekitar 99 persen. Rincianya SMA/Madrasah Aliyah pesertanya 2713 orang tang tidak lulus 26 orang atau , 99,04 persen. Sementara SMK pesertanya berjumlah 903 orang yang tidak lulus sebanyak 20 orang 98,79 persen. (db-01)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]