oleh

Liput Pawai Budaya, Terima Kasih Pilot Heli PT STM

DOMPU-Dua kali sudah dipercaya Pemkab Dompu melakukan peliputan melalui udara dengan menggunakan pesawat Helikopter milik perusahaan tambang PT Sumbawa Timur Maining yang berkantor di Desa Nangasia Kecamatan Hu’u Dompu NTB.

ABDUL MUIS, DOMPU

Sebagai seorang fotografer media tugas ini memang tidak susah juga tidak gampang, mengingat wilayah udara adalah sesuatu yang asing dan sangat berbeda dengan tugas peliputan didaratan karena diudara masalah waktu sangat diperhitungkan.

Sebagai wujud kemitraan dengan Pemkab Dompu serta dengan keyakinan yang tinggi tugas itu harus diterima, apalagi Bupati Dompu Drs H Bambang M Yasin sendiri yang memintanya untuk mengabadikan momen tari dan pawai kolosal yang melibatkan puluhan ribu massa dari masyarakat Bumi Nggahi Rawi Pahu.

Karena konteks kegiatan itu adalah untuk memecahkan rekor MURI maka yang dipikirkan adalah bagaimana gambar-gambar yang dihasilkan mampu mencover seluruh massa yang hadir tanpa tersisa, sehingga bisa dinikmati secara wah dan fantastic.

Untuk menghasilkan gambar-gambar yang super wah diudara, tidak hanya mengandalkan kemampuan fotografer dan peralatanya, lebih dari itu harus didukung oleh kemampuan pilot untuk menempatkan helikopternya pada spot-spot yang dibutuhkan. Sebab fotografer di udara tidak bebas bergerak layaknya didaratan karena selain berbahaya juga harus mematuhi aturan penerbangan yang berlaku.

Pilot Helikopter jenis Air Ball milik PT STM, Hendri asal New Zealand ternyata sangat paham terhadap spot-spot yang dibutuhkan. Terbang dari markasnya Nangasia Hu’u sang pilot yang ditemani crewnya Jery sengaja menyusuri pantai Hu’u, Jambu dan sekitarnya.

Dari atas memang pemandangan pantainya luar biasa dengan pasir putih dan buih gelombang serta perahu-perahu nelayan yang tengah melaut. Saya yang duduk dikursi ko pilot sambing Hendri tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan menjepret sejumlah momen, hitung-hitung sebagai bonus.

Kami berdua dengan sang pilot beberapa kali melakukan foto bareng (selfie) dengan baground yang indah disepanjang perjalanan. Tidak banyak yang kami bicarakan dalam perjalanan tersebut, tetapi begitu Helikopter sampai di kota Dompu, Hendri langsung mengingatkan agar bersiap-siap untuk beraksi.

Pada momen tari dan pawai kolosal dengan Tembe Nggoli 1 April 2017, Helikopter memang agak terlambat sampai karena harus mengisi bahan bakar Aftur di Bandara Salahuddin Bima. Momen tari sudah lewat, tinggal pawainya, tapi pawaipun belum dimulai karena harus pedato sejumlah pejabat maupun pidato pemberian rekor MURI.

Helikopter akhirnya hanya berputar-putar, bahkan berhenti untuk beberapa saat sambil menunggu peserta jalan, gambar yang bisa diambil hanyalah penumpukan manusia dilapangan beringin Dompu. Sempat khawatir dengan keadaan itu, takutnya pilot memutuskan segera pulang sebelum peserta jalan.

Tetapi lagi-lagi sang pilot sangat mengerti, Helikopter terus saja berputar diatas langit kota Dompu sampai puluhan ribu massa melakukan pawai. Puncak pemandangan yang luar biasa memang setelah ditunggu sangat lama yakni ketika massa mengular memenuhi dua ruas jalan yakni Jalan Soekarno Hatta dan Jalan bhayangkara.

Iringan massa yang memulai pawai di Taman Kota Dompu terlihat tak terputus didua jalur yang berbeda Soekarno-Hatta dan Jalur Bhayangkara dan bertemu dibundaran pusat pertokoan Dompu.

Inilah moment terbaik dengan massa yang terlihat seperti menyemut. Sang pilot tampaknya sangat paham dengan moment yang dibutuhkan. Didukung dengan kemampuan mengendalikan helikopter, Hendri menempatkan besi terbang itu pada pada posisi yang sangat tepat dengan komposisi dan angel yang sesuai dengan kebutuhan fotografi.

Bila posisi pengambilan belum tepat Hendri tak segan-segan menggeser, menurunkan atau menaikan helikopternya. Kinerja sang pilot ini benar-benar membantu bahkan fotografer tidak sampai capek, tinggal jepret-jepret saja.

Saya dan Tarmiji Comenk Zrp (fotografer Budpar) yang ditugaskan meliput akhirnya mengucapkan terima kasih pada sang pilot dan crewnya atas kinerjanya yang sabar dan profesional.

 

 

 

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]