oleh

Selingkuh Memang Jahat

Namaku Mariati sebut saja begitu umur 24 tahun dengan dua orang anak yang masih kecil-kecil, awal-awal tumah tanggaku begitu bahagia. Suami begitu sayang padaku begitu juga mertua dan saudara-saudaranya, suamiku swasta, walau penghasilanya tidak berlebihan tapi cukuplah untuk menghidupiku bersama dengan anak-anak, pokoknya tidak susah deh.

 

Empat tahun sudah perjalanan rumah tanggaku, usia perkawinan yang masih belia dan masih membutuhkan kasih sayang yang penuh dari seorang suami. Tapi ditahun ke empat ini biduk rumah tanggaku mulai goyah, ini berawal dari hadirnya wanita idaman lain dari sang suami, semula tidak curiga walaupun beberapa kali kutemukan SMS yang menggoda masuk di HP nya.

Tetapi gosip tetangga masuk juga ketelingaku, bahkan menurut tetangga hubungan suamiku dengan WILnya tidak lagi sembunyi-sembunyi melainkan berani ditampakan kepada publik. Beberapa kali ditemukan tetangga sedang berada disuatu tempat berdua bermesraan. Duh perasaan sakit sekali, kucoba untuk menanyakan, tetapi selalu dielaknya, bahkan kalau didesak untuk berterus terang malah yang kudapat dampratan darinya.

Untuk membuktikan semua itu kucoba untuk melakukan penyelidikan dan suatu hari kudapat informasi bahwa mereka sedang berdua disuatu tempat yang biasa mereka bertemu. Kudatangi tempat itu dengan hati yang berdebar, ternyata memang benar dari kejauhan kulihat mereka sedang bermesraan sesekali ketawa-ketiwi entah apa yang diomongkan, perasaanku sedang mengomongin kekurangan diriku.

Kukuatkan hati dan perasaanku kudatangi mereka yang sedang asyik bercanda, suamiku kaget bukan kepalang, apalagi WILnya kelihatan dia kalang kabut melihatku tiba-tiba sudah berada didekat mereka. Hati yang berusaha kukuatkan akhirnya roboh juga, tas yang kupegang langsung melayang ketubuh suamiku, rambut perempuan yang kuanggap najis hampir saja kujambak seandainya suamiku tidak segera melindunginya.

Suamiku kelihatanya sungguh malu dengan kenekatanku, menghindari tontonan orang ditempat yang ramai suami segera membawa pergi WILnya dengan sepeda motor yang biasa dipakai bonceng aku dan anak-anaku. Hatiku benar-benar hancur melihatnya lebih memilih melindungi orang lain dari pada istri syahnya.

Akupun menjadi tak tahan, sepulangnya dirumah akupun menumpahkan kekesalan terhadap suamiku dan meminta segera mencereikanku. Hatiku bertambah hancur karena suami malah setuju dengan permintaanku padahal itu adalah bahasa kekesalan, besoknya benar dia wujudkan mengajukan cerai di pengadilan agama.

Alasa cerianya ternya aku dianggap salah karena mendapraknya ditengah keramaian dan tidak mampu memjaga kewibaan suaminya. Coba bayangkan istri mana yang rela suaminya bermesraan dengan wanita lain apalagi lagi wanitanya sangat kukenal karena temanku. Kini proses percerianku sedang berjalan, sudah dua kali sidang hakim masih memberikan kesempatan untuk mediasi, tetapi suamiku ngotot untuk berceria.

Kini hidupku tambah bingung, anak-anaku masih kecil dan butuh kasih sayang kedua orang tuanya, oh tuhan berilah jalan terbaik bagiku, kembalikan pikiran suamiku agar dapat sadar dan mencabut tuntutan cerianya dipengadilan agama. Aku sangat sayang pada suami, sayang pada anak-anak, dan sayang kepada seluruh keluarga. Seperti yang dituturkan Ny Mariati (nama Samaran)

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]

News Feed