oleh

Pilkda DKI dan Perhatian Media

Oleh : Muh Yusriel Ramadhan

 

Pilkda DKI Jakarta putaran pertama usai sudah, selanjutnya tinggal menuju putaran kedua yang akan dihelat pada april mendatang. Hiruk-pikuk perpolitikan dinegeri itu sangat dinamis, berbagai peristiwapun terjadi sampai kepada hal-hal yang tak perlu diungkap semua terpublis kepublik, isu hoax juga menjadi santapan tiap hari.

 

Ya….itulah Jakarta ibukota negara Republik Indonesia, dia memiliki magnet yang luar biasa dengan segala urusanya. Pilkada adalah salah satunya, karena perhatian publik seantero Indonesia seolah diarahkan kesana semuanya.

 

Kondisi inipun dimanfaatkan oleh media, para kuli informasi ini mengetahui betul apa yang diinginkan oleh penikmat berita. Mereka mengerakan segala daya dan kemampuan untuk memfolow-up berbagai peristiwa yang terjadi untuk dituangkan dalam media masing-masing.

 

Perhatian media terhadap Pilkada DKI Jakarta seolah melupakan bahwa dalam waktu yang bersamaan ada Pilkada-Pilkada daerah lain yang dilaksanakan secara serentak. Tetapi karena begitu besarnya perhatian media terhadap Pilkada DKI, pilkada di 100 daerah (Propinsi,Kabupaten/kota) tenggelam bak ditelan bumi.

 

Adalah media Televisi yang benar-benar ‘tidak adil’ dalam memberikan porsi pemberitaan terhadap Pilkada serentak tahun 2017 ini. Tiap waktu yang tertayang hanya hiruk-pikuk Pilkada DKI, tetapi mau bagaimana lagi, itulah manajemen media karena harus disadari bahwa disana tersedia ‘kue’ yang sangat besar untuk ditangkap.

 

Tidak meratanya porsi yang diberikan media televisi terhadap daerah-daerah lain di Indonesia tentu memberikan implikasi melemahnya pemahaman serta keasadaran masyarakat dalam menentukan pilihan.

 

Ini tentunya menjadi bahan renungan bagi insan media didaerah terutama Propinsi dan Kabupaten/kota bahwa sudah saatnya mengambil bagian mendirikan station Televisi sendiri untuk mewarnai berbagai proses pembangunan daerah.

 

Sesuai dengan amanat UU bahwa Pilpres, Pileg dan Pilkada akan berlangsung secara serentak pada saatnya nanti. Tentu ini menjadi beban berat bagi kebutuhan informasi publik dibidang televisi. Keberadaan media televisi setiap daerah akan mampu menjawab semua kebutuhan informasi tertama dalam memberikan penyadaran terhadap hak pilihnya. (Penulis adalah Mahasiswa FH Semester Akhir UMY Yogyakarta)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]