oleh

Mengenang Sahabat Kita Koko Wan

Tragedi Air Asia yang mengalami kecelakaan dan tercebur kelaut telah menghentak perasaan kita semua, termasuk didalamnya masyarakat Kabupaten Dompu NTB. Bagaimana tidak tidak tiga korban yang ikut didalam pesawat naas tersebut merupakan warga Dompu yakni Wirantono Kusumo atau biasa disebut Koko Wan beserta istri dan anaknya, Siapa Koko Wan ini?

Bagi sebahagian masyarakat di Kabupaten Dompu wajah Wirantono sudah tak asing lagi. Pemilik Toko Mataram dan menjual bahan bangunan ini selalu nampang ditokonya melayani pembeli.

Sekilas pria bermata sipit ini tak terlihat seperti bos, pakaianya biasa saja dengan kaos apa adanya dan paling sering memakai celana pendek. Rambutnya tak pernah dibiarkan panjang dengan kepala yang bulat.

Ditokonya dia hanya mendampingi istrinya menghitung barang-barang yang dibeli pembeli, sesekali melayani tawar menawar dengan suara yang sangat halus. Sekitar tanggal 12 desember 2014 lalu saya terakhir bertemu dengan dia untuk membeli kebutuhan bangunan ditokonya.

Kami memang berteman sudah cukup lama sekitar tahun 97-an, kala itu dia masih bujang terkadang diundang hanya sekedar cerita-cerita bahkan makan-makan. Penampilanya sangat sederhana, tutur kata sangat sopan, tetapi tahun-tahun selanjutnya jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

Karena itu saat datang berbelanja ditokonya dia sangat kaget dan langsung diajak duduk disamping meja kasir didampingi istrinya. Seperti biasa Koko Wan menyapa kemana saja tak pernah bertemu yang dilanjutkan dengan cerita masa lalu.

Mengetahui jumlah belanjaan bahan bangunan melebihi kapasitas untuk ukuran rumah biasa, diapun bertanya untuk keperluan apa. saya pun menjelaskan rencana pembangunan sebuah penginapan sederhana dilokasi strategis dijalan H abubakar Ahmad lingkar utara jalan baru.

Karena dia juga hafal lokasi tanahku, Koko Wan menyatakan salut dan memberikan suport agar itu benar-benar bisa diwujudkan. Warga keturunan Cina inipun memberikan gambaran tentang prospek masa depan daerah dimasa depan. ”Rencanamu sangat bagus, tolong itu diwujudkan saya salut,” pintanya memberi semangat.

Setelah berbincang cukup lama saya pun membayar jumlah belanja pada istrinya dan tak lupa memperkenalkan pada istrinya bahwa saya adalah temanya yang sudah lama kenal sejak bujang. ”Nanti barang-barangnya saya antar ya, selamat kawan,” katanya seraya saya meninggalkan tokonya. (Abdul Muis)

 

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]