oleh

Harga Jagung Merosot, AST Blokir Jalan Negara

DOMPU-Menyusul anjloknya harga jagung saat ini. Ratusan mahasiswa dan pemuda serta sejumlah petani di Dompu menggelar aksi unjukrasa, Rabu pagi tadi.

Aksi unjukrasa yang dimulai pukul 10.00 Wita itu berlangsung diruas jalan negara, tepatnya disekitar cabang Madaprama, Desa Madaprama, Kecamatan Woja.

Sebelum mengawali aksinya. Para pendemo yang tergabung dalam Aliansi Serikat Tani (AST) terlebih dahulu menggelar konvoi kendaraan dari arah arah perempatan Manggelewa.

Selain berorasi, massa aksi juga nekat melakukan pemblokiran ruas jalan. Sejumlah pohoh disisi kiri kanan jalan sengaja ditumbangkan dan dirobohkan oleh pendemo.

Alhasil, aksi blokir jalan oleh pendemo memicu kemacetan arus lalulintas baik dari arah Kota Dompu maupun yang dari arah Manggelewa.

Antrean panjang kendaraan pun tidak bisa terelakkan. Tidak satu pun kendaraan baik roda dua dan roda empat diizinkan melintas. Sejumlah tumpukan balok kayu dan ban bekas tampak dibakar pendemo ditengah ruas jalan negara yang menghubungkan Kota Dompu dengan wilayah Kota Sumbawa tersebut.

Aksi unjukrasa sejumlah mahasiswa, pemuda dan kaum tani itu dipicu persoalan anjloknya harga jagung pada musim panen tahun ini.
Harga jagung petani saat ini berkisar Rp 2.400 rupiah (jagung basah). Dan jagung kering lokasi Rp 2.800. Untuk harga pembelian di tingkat suplayer (Gudang) dengan kadar air 17 (KA 17) sebesar Rp 3.150.

Harga saat ini menurut petani sangat rendah dibandingkan padah tahun-tahun sebelumnya. “Jangankan untung, petani tahun ini merugi karena harga jagung anjlok,” teriak sejumlah pendemo.

Berbeda pada musim panen tahun sebelumnya harga jagung petani berkisar Rp 3.500 hingga tembus Rp 4.000 rupiah. “Harga jagung sekarang tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan petani,” ungkap Winda salah seorang aktivis perempuan saat berorasi.

Dengan kondisi itu, pendemo mendesak agar pihak Pemkab Dompu dan DPRD Dompu untuk segera bersikap dan melakukan upaya guna menstabilkan harga jagung. “Bupati dan DPRD jangan diam saja. Ayo turun temui kami anak-anak petani disini,” tutur pengunjukrasa.

Sempat terjadi ketegangan antara pendemo dan aparat kepolisian. Sejumlah pendemo yang sejak awal telah berpanas-panasan ditengah terik matahari merasa terpancing dengan kehadiran personil kepolisian yang turun dengan senjata lengkap.

Letusan tembakan senjata api petugas pun beberapa kali terdengar diudara. Hal itu terpaksa dilakukan aparat untuk menghalau aksi demo yang dinilai sudah mengkhawatirkan karena telah mengganggu arus lalulintas dengan aksi blokade jalan.

Mendengar letusan senjata yang ditembakan ke udara oleh polisi. Massa aksi terlihat makin beringas dan nekat maju mendekat kearah petugas. Pendemo merasa tersinggung dengan adanya suara letusan senjata petugas.
Massa aksi menilai polisi telah bersikap represif. “Tugas polisi mengamankan bukan malah menakut-nakuti. Kami butuh bupati, kami minta bupati dihadirkan berdiskusi dengan kami disini,” teriak mahasiswa.

Untuk meredam suasana, aparat kepolisian terus melakukan negosiasi dengan pendemo. Kapolres Dompu AKBP Syarif Hidayat tampak turun langsung berdilog dengan massa. Kapolres meminta pendemo agar membuka blokade jalan karena ada rombongan Kapolda NTB yang akan lewat dari arah timur Kota Dompu bertolak ke Kota Mataram.

Sebab pada Rabu pagi tadi Kapolda NTB dijadwalkan berkunjung ke Mapolres Dompu dalam rangka kegiatan penanganan Covid 19.

Permintaan Kapolres Dompu tidak serta merta diindahkan para pendemo. Bahkan ratusan mahasiswa balik meminta agar Bupati Dompu dan Ketua DPRD dihadirkan dilokasi unjukrasa dan menemui pendemo. “Jika permintaan kami tidak dipenuhi, jalan ini akan kami blokade selama dua hari,” tandas pendemo.

Guna memenuhi tuntutan pendemo. Kapolres langsung berkoordinasi dan meminta agar Bupati Drs H Bambang M Yasin hadir menemui dan berdialog dengan pendemo.

Selang beberapa saat kemudian, bupati didampingi ajudan datang dan berdialog dengan pendemo. Dihadapan massa, Bupati menyampaikan pihak Pemkab tidak memiliki kewenangan penuh dalam menentukan harga. Sebab harga jagung itu menjadi urusan pemerintah pusat. “Bukan bupati yang teken tapi presiden yang menetapkan harga,” kata H Bambang.

Bupati mengungkapkan harga jagung berdasarkan ketentuan pemerintah (HPP) yakni sebesar Rp 3150 rupiah. “Demikian juga harga digudang saat ini sama dengan harga standar pemerintah. Jadi tidak boleh lagi ada ketentuan harga diatas aturan yang ditentukanpemerintah” katanya sembari menanggapi tuntutan agar Pemkab membuat Perda terkait harga jagung.

Menanggapi keinginan pendemo agar Pemkab Dompu melibatkan Perusahaan Daerah (Perusda) untuk membeli jagung petani menurut bupati pihak Pemkab tidak memiliki anggaran dalam melakukan pembelian jagung ditingkat petani. “Pemda tidak punya uang untuk beli jagung sebanyak itu. Belum ada bunyi aturan yang membolehkan uang Pemda digunakan untuk beli jagung. Kami bekerja berdasarkan aturan,” jelas HBY sapaan akrab Bupati Dompu.

Namun demikian, bupati berjanji akan terus berupaya untuk mengatasi gejolak harga jagung. Salah satu cara yang dilakukan pihak Pemkab Dompu akan bersurat ke Presiden. “Saya dan Kapolres akan bersurat ke Presiden untuk menangani persoalan harga jagung petani,” tutur bupati.

Meski telah dijelaskan bupati, para pendemo tampaknya merasa tidak puas. Mereka mengancam akan melakukan aksi boikot terhadap sejumlah gudang suplayer yang ada di kecamatan Manggelewa. Jika pemerintah tidak segera menstabilkan harga pembelian jagung petani.

Pantauan media ini dilokasi, ribuan kendaraan yang sejak pagi mengantri akhirnya diizinkan untuk melintas seusai pendemo mengakhiri aksinya. Sejumlah aparat keamanan tampak sibuk membuka blokade jalan yang diblokir dan mengatur arus lalulintas. (DB02)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]