oleh

Demo Jagung Berakhir Di Kantor Bupati

Demo menaikan harga jagung oleh elemen masyarakat Madaparama senin (19/3) berakhir dikantor Bupati Dompu, sebelumnya massa melakukan aksi dicabang Banggo Manggelewa dan cabang Madaparama. Massa bahkan sempat melakukan aksi blokir jalan sebagai pelampiasan atas harga jagung yang dinilai turun dratis.

Korlap aksi Juliansyah mengemukakan mereka terpaksa melakukan aksi agar pemerintah dapat merasakan penderitaan petani akibat terpuruknya harga jagung. Sebab menurut mereka pemerintah sepertinya tidak berbauat untuk membantu petani.

Massa diterima oleh Bupati Dompu Drs H Bambang M Yasin, Wabub, Ir H Syamsuddin MM, Sekda H Agus Buhari SH, Kapolres Dompu AKBP Beny Basir Warmansyah, Kasdim Dompu Mayor Inf Jalal Saleh. Dialog yang berlangsung diruang rapat Bupati nyaris ternoda akibat massa tidak terima dengan sikap salah seorang ajudan Bupati Dompu Abi yang dinilai menekan dan mengintimidasi massa.

Untungnya aparat sigap menenangkan massa yang sudah berteriak-teriak dalam ruangan tersebut, anggota DPRD Ilham Yahyu juga ikut menenangkan massa dan mengambil alih dialog dimaksud. Dalam penyampaianya Bupati menyayangkan aksi massa yang sampai melakukan blokir jalan yang berakibat terganggunya arus lalu lintas.

Aksi blokir jalan kata Bupati tidak hanya mengganggu arus lintas tetapi sekaligus akan mempengaruhi iklim usaha didaerah itu, sebab dengan kejadian itu pengusaha akan berpikir untuk datang ke Dompu.  ”Aksi ini bukan membantu petani namanya,” sesal Bupati.

Bupati juga sempat membuka SMS Juliansyah beberapa waktu yang lalu terkait dengan informasinya bahwa harga jagung di Kabupaten Sumbawa dan Bima berkisar antara Rp 2.700-2.800 perkg. ”Kalau ada harga seperti itu, kenapa tidak undang pengusaha itu untuk datang membeli di Dompu,” semprot Bupati.

Menanggulangi harga jagung Bupati telah memerintahkan Perusda untuk membeli jagung petani dengan harga Rp 1.900 perkg dengan kadar air maksimal 17 persen. Untuk memuluskan itu Pemkab telah menyediakan gudang penyimpanan diseluruh kecamatan yang ada.

Irfan Bara menanggapi pernyataan Bupati, bahwa demo yang dilakukan sebagai langkah untuk mendapatkan perhatian pemerintah. Sebab sejauh ini pemerintah tidak memberikan perhatian yang serius terhadap kondisi harga jagung yang melorot. ”Aksi ini terpaksa kami lakukan, kalau kami dianggap salah, silahkan tangkap kami,” tandas Irham.

Setelah lama berdebat harga tetap pada Rp 1.900 dengan kadar air maksimal 17 persen, diatas itu perusda tidak akan akan menerima. Tetapi menurut Juliansyah, harga itu ditetapkan secara sepihak oleh Bupati tanpa mau mendengar aspirasi dari petani. Menurut dia harga Rp 1.900 dalam kondisi kering sangat tidak menguntungkan petani, paling rendah dan baru cocok dengan biaya produksi sebesar Rp 2.200. ”Ini harga sepihak dan kami tidak menerimanya,” teriak Juliansyah sambil meninggalkan kantor Pemkab dan pulang.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]