oleh

Hendri Atrimus, Posisi Petani Sangat Lemah

 

Pemerhati ekonomi Kabupaten Dompu Ir H Hendri Atrimus MBA menilai posisi petani sangat lemah, petani hanya sebagai “penerima harga” belum mampu menentukan harga. Akibatnya tentu saja petani selalu saja dirugikan. ”Harga anjlok karena petani tidak memiliki bargaining position,” kata mantan ketua komisi B DPRD Dompu bidang ekonomi ini.

Dapat dibayangkan kata pria yang kini menjadi pengusaha ini, saat petani membeli produk-produk pertanian seperti benih, pupuk dan sarana produksi lain pengusahalah yang menentukan harganya, tapi ironisnya pada saat petani panen dan menjual hasil produk pertanian hasil jerih payahnya yang menentukan harganya bukan petani tetapi pengusaha. Mestinya petani dapat diberikan ruang untuk ikut serta dapat menentukan harga.

Dalam rantai ekonomi pertanian seperti jagung misalnya, hanya petanilah yang memiliki posisi yang paling lemah ujarnya. Mereka hanya bisa pasrah pada saat harga bibit dan pupuk melambung tinggi sebagaimana pasrahnya pada saat harga jagung menukik tajam.

Pemerintah hendaknya mendorong petani agar memiliki posisi tawar pada pengusaha, caranya dapat memberdayakan mereka sehingga petani memiliki kapasitas dan berkemampuan bergaining position dimata pengusaha. Intervensi pemerintah juga sangat diharapkan pada saat harga tidak stabil melalui perangkat daerah yang bertugas untuk itu.

Petani juga disarankan membentuk konsorsium sebagai wadah berhimpun membentuk kekuatan dan jaringan agar petani dapat diperhitungkan dikancah perdagangan. ”Petani kuat, berganining position juga pasti kuat,” terangnya.

Berbeda dengan beberapa negara seperti Thailand misalnya disana petani cukup dominan dalam mentukan harga (tentu saja dengan intervensi pemerintah dalam berbagai hal) karena mereka memiliki posisi tawar yang luar biasa.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]