oleh

Satlak Dituntut Bubar, Asikin Tidak Masalah

Anjloknya harga jagung memicu tuntutan agar Satuan Pelaksana (Satlak)PIJAR Dompu dibubarkan, tuntutan itu datang dari berbagai elemen, alasanya keberadaan Satlak tak banyak membantu menyelesaikan problem petani lebih dari itu keberadaanya membebani pembiayaan pada APBD.

Tetapi bagi sekretaris Satlak Dompu Drs H Asikin Ahmad mengaku kalau tuntutan itu tidak masalah sepanjang tidak diperlukan lagi, tetapi baginya Satlak dan tim yang ada didalamnya telah berbuat maksimal dalam membantu petani untuk menemukan jalan keluar berbagai persoalan yang dihadapi.

Asikin yang juga direktur Kapet Bima ini malah mempertanyakan siapa yang akan mengemban lima tugas pokok Satlak yang menjadi penentu bagi keberhasilan petani, kalau tugas itu diserahkan pada instansi tekhnis maka jangankan untuk mengemban tugas yang baru dengan tugas yang sudah ada saja mereka tidak tuntas.

 

Dikatakan Asikin ada lima tugas pokok dimaksud pertama menyiapkan pembiayaan, program jagung adalah investasi, investasi membutuhkan modal, kendala yang dihadapi petani dalam mengembangkan komoditas itu adalah modal. Satlak dengan gerakanya telah berhasil menggandeng pihak perbankan untuk membiayai kelompok-kelompok petani dalam menyediakan modal pinjaman.

Memang agak sulit meyakinkan pihak perbankan untuk mau menyediakan modal bagi petani, bahkan untuk memuluskan hal itu Satlak telah mendobrak sampai ke BRI pusat, sehingga hasilnya terjalin kerja sama antara BRI dengan pemerintah daerah. Tidak sampai disitu petani biasanya hanya ingin menerima jadi tanpa ingin repot dengan berbagai persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, disitu juga peran Satlak menuntun kelompok-kelompok agar mampumemenuhi  persyaratan sesuai dengan yang diminta.

 

Berbeda dengan dinas tehnis, PPL dan semacamnya, kata Asikin mereka seolah tidak perduli dengan kondisi masyarakat yang serba mengalami keterbatasa dan prinsipnya hanya menganjurkan tanpa mau melakukan pendampingin hingga tuntas. ‘’Karena petani-petani kita masih perlu dibimbing,’’ kata dia.

 

Kemudian tugas yang kedua adalah menyangkut non tekhnis, tugas ini juga harus intens dilakukan untuk terus memberikan penyadaran, sebab dengan hal-hal yang non tehnis akan bisa menggagalkan sebuah program yang direncanakan bila ditangani dengan baik. Sedangkan tugas yang ketiga adalah menyediakan pasar yang pasti dengan melakukan kerja sama dengan investor yang bergerak dibidang itu. Selanjutnya adalah pendampingan, tugas seperti ini harus dengan sabar karena petani masih butuh perhatian dan pendampingan.

Misalkan ketika petani mendapatkan bantuan modal dan semacamnya, harus dikawal betul apakah modal tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk kebutuhan sesuai dengan yang dihajatkan atau tidak, sebab kalau tidak sabar melakukan pendampingan maka bisa saja bantuan dan modal diarahkan pada kebutuhan yang lain.

 

Sedangkan tugas yang terakhir adalah menyangkut infrastruktur, berupa gudang, angkutan, jalan dan fasilitas lainya. Satlak harus benar-benar bisa melakukan komunikasi yang intens dengan instansi terkait untuk menyediakan infrastruktur dimaksud. ‘’Pertanyaanya siapa yang mau melaksanakan tugas seperti ini,’’ tanyanya.

Soal harga yang anjlok itu karena ada spekulan lokal yang mempermainkan harga, itu juga dipicu oleh belum masuknya pengusaha luar daerah yang belum melakukan pembelian, kalau saja pengusaha masuk maka persaingan akan ketat dan petani akan diuntungkan. Diakuinya ada dua fase yang menjadi titik perhatianya adalah pada fase permulaan panen dan fase akhir panen. Karena pada kondisi itu pengusaha belum masuk dan diakhir panen pengusaha luar Dompu sudah meninggalkan daerah ini.

Soal kerugian petani akibat harga itu, sebenarnya pada level Rp 1500 petani belum rugi sebab biaya keseluruhan produksi mulai pengolahan, obat-obatan, pupuk dan tenaga kerja perkg maksimal sebesar Rp 500.

Tetapi atas kondisi ini pemerintah telah menggelar rapat kordinasi yang dipimpin oleh Bupati Dompu dengan keputusan bahwa Perusda harus segera turun tangan untuk melakukan intervensi menstabilkan harga.

 

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]