oleh

Abdul Fakkah, Fenomenal Tapi Terus Terang

Anggota DPRD Dompu Abdul Fakkah adalah sosok fenomenal, dia berhasil melanggeng dua periode sebagai wakil rakyat dilegislatif. Menilik rekam jejaknya sebelum menjadi wakil rakyat memang dia cukup fenomenal, karena Fakkah lebih dikenal didunia kekerasan dan preman, tetapi kelebihan pria ini adalah sangat berterus terang tak pernah menutupi apa yang telah diperbuatnya.

 

Politisi Golkar ini menyadari betul apa yang telah diperbuatnya dan selalu mendapat imbas saat ini, padahal sejak dipercaya rakyat menjadi anggota DPRD perbuatan yang mengarah kekiri-kirian telah dibuangnya jauh-jauh dan selalu berusaha menjadi orang yang sangat baik dan dengan dekat rakyat. Tetapi itu tidak cukup, Fakkah selalu merasakan dirinya seolah-olah menjadi target olok-olokan saat terjadi aksi demo.

Dia menceritakan suatu saat terjadi aksi demo, dikantor DPRD hanya berdua dengan Jaharuddin politisi PKNU. Hujatan dan caci maki didengar langsung dari telinganya, termasuk mengatai DPRD maling, Setan dan segala macamnya. Saat dicaci maki dengan bahasa maling itu sebenarnya darahnya mendidih, sebab tengok kiri kanan hanya ada dua anggota DPRD, dan dia sangat yakin Jaharuddin bukanlah seorang maling maka sudah pasti bahasa itu diarahkan padanya.‘’Terus terang saya marah dengan caci maki seperti ini,’’ urai Fakkah mengingat kejadian yang sempat membuat darahnya mendidih.

Walaupun kemarahanya sempat dilampiaskan dengan mengajak pendemo untuk berduel, Fakkah mengakui kalau itu hanyalah sebuah pernyataan pada saat aksi. Fakkah juga tidak malu menceritakan kisah hidupnya sebelum menjadi anggota DPRD, tetapi menurut dia semua orang pasti memiliki pengalaman pahit, dan bagi yang ingin memperbaiki diri pengalaman pahit adalah guru yang paling berharga.

Pada periode pertama menjabat sebagai anggota DPRD Dompu Abdul Fakkah pernah ditangkap aparat Polresta Bima, saat kapal yang membawanya dari Ujung Padang usai melaksanakan tugas sebagai DPRD. Saat kapal berlabuh dipelabuhan Bima sejumlah aparat Polresta Bima tiba-tiba menyerbu keatas kapal memeriksa setiap penumpang yang dicurigai sebagai teroris. Fakkah yang kebetulan memiliki kebiasaan brewok dan berjenggot digelandang sejumlah aparat Polresta dan dinaikan dimobil patroli untuk menuju Mapolres Bima.

Fakkah sempat menjelaskan bahwa dirinya anggota DPRD Dompu yang kebetulan baru selesai bertugas di Makasar, tetapi pengakuan itu tidak diterima begitu saja, sejumlah aparat tetap menggelandangnya di Mapolres. Dihadapan sejumlah aparat yang memeriksanya Fakkah mengaku memang dirinya pernah menjadi preman, tetapi tidak pernah menjadi teroris.

Sejumlah anggota DPRD Dompu yang dipimpin Drs Syafrin AM yang mendengar informasi Abdul Fakkah ditangkap langsung menuju Polresta Bima termasuk wartawan Dompubicara ikut mendampingi sejumlah anggota DPRD tersebut. Atas sikap sewenang-wenang aparat kepolisian itu, Anggota DPRD Dompu melancarkan protes kepada Kapolres. Mestinya aparat dapat bijak dan tidak sembarangan melakukan penangkapan, karena Fakkah sendiri selain mengaku sebaga anggota legislative juga menunjukan identitasnya sebagai wakil rakyat. Atas peristiwa itu Polres Bima meminta maaf dan Abdul Fakkah dipulangkan.

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]