oleh

Laporan Perjalanan Study Pejabat Pemkab Dompu ke Belanda (2)

Kolam Retensi Cocok Dibangun di Dompu

Perjalanan study pejabat Dompu ke Belanda untuk melihat langsung sistem pengelolaan air disana betul-betul dimanfaatkan oleh Bupati Dompu Drs H Bambang M Yasin, Ketua DPRD Yuliadin Bucek S Sos dan Ir Abdul Muis,M.Si, tak ada waktu yang terbuang mereka mendatangi lokasi yang satu kelokasi yang lain. Berikut lanjutan laporan yang disampaikan oleh Yuliadin Bucek dari Belanda.

 

Pagi 24/05 sekitar pukul 09.00 waktu setempat suasana kota Rotterdam masih sangat dingin karena berada disuhu 9 derajat selcius. Meski dingin sampai ketulang mereka harus bersiap-siap untuk melakukan study dibeberapa tempat yang telah ditentukan.

Para pejabat Pemkab Dompu itupun dijemput oleh Mr Ivo Bastings dan Mr Roy Timmer tim dari Y consultancy (Integrated Total Sanitation Project For East Sumbawa) sebuah Lembaga yang memfasilitasi Kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda. Rombongan langsung menuju Waterschap Roer and Overmaas Sebuah kantor seperti BWS di Indonesia (Balai Waduk dan Sungai) tepatnya di kota Sittard Propinsi Limburg bagian selatan.

Rombongan diterima langsung oleh pimpinannya yaitu Mr Jan Schrijen dan diberikan berbagai penjelasan tentang penataan dan pengelolaan air secara terpadu. Dulunya Belanda pernah mengalami masalah dengan pengelolaan air terutama bagaimana mengatasi persoalan banjir yang menggenangi kota dan perkampungan warga.

Dua jam lamanya rombongan itu berada di kantor waterschap langsung diantar ke lokasi tempat dibangunnya sejumlah kolam retensi (kolam penanmpung air hujan) yang berfungsi ganda yaitu mengatasi banjir dan bisa juga untuk digunakan sebagai irigasi pertanian dan juga sebagai cadangan mata air dimusim kemarau. Di kota Sittard sendiri pemerintah membangun sejumlah kolam retensi yang tersebar diseluruh propinsi Limburg.

Ada sekitar 400 kolam yang retensi yang terbangun dan hasilnya hingga saat ini propinsi limburg terbebas dari persoalan banjir dan mampu mengatasi kekurangan air bagi Irigasi pertanian dimusim kemarau. Melihat keberhasilan Pemerintah Belanda membangun kolam retensi yang mampu mengatasi berbagai problem dinegara itu maka akan sangat cocok program tersebut dibangun di Kabupaten Dompu sebagai pilot project.

Program tersebut akan mampu mengatasi banjir pada musim hujan serta menjadi cadangan air dikala musim kemarau. Sejumlah wilayah di Kabupaten Dompu memang kerap mengalami banjir saat musim hujan yang hingga saat ini belum terselesaikan.

Untuk Kecamatan Dompu dan Woja saja tercatat sejum desa dan kelurahan menjadi langganan banjir, mulai dari Kelurahan Bada, Potu, Bali Satu, Karijawa, Kandai, Wawonduru dan Desa Bara. ‘’Pembangunan kolan retensi sangat cocok untuk di Kabupaten Dompu,’’ ujar Yuliadin Bucek.

Belanda diakui sangat Top dalam sistem pengelolaan air yang didukung penuh oleh pemerintah dengan komitmen yang tinggi. Itu bisa dilihat dari political will pemerintahnya yang membentuk Water Authority Democracy (Anggota Perlemen Air) yang dibentuk dimasing-masing Propinsi.

Dari 30 propinsi yang ada di negara Belanda terdapat 25 anggota parlemen air untuk setiap propinsi. Sistem pemilihanya dipilih langsung oleh seluruh stakeholder yang ada di kota masing-masing termasuk rakyat petani dan dipilih satu kali dalam lima tahun.

Sedangkan ketua parlemennya dipilih langsung oleh raja Belanda yaitu Willem Alexander, raja termuda di Eropa saat ini yang naik tahta pada tanggal 30 april 2013 lalu. Parlemen air memiliki otoritas dalam hal pengelolaan air dan sangat independent tanpa ada campur tangan pemerintah dalam hal kebijakan

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]