oleh

Siapa Terduga Teroris Sirajuddin?

DOMPU–Siapa terduga teroris Sirajuddin yang tertembak densus 88 dikebun kacang pada 5 januari 2013 lalu?, pemuda 19 tahun ini tidak banyak yang mengenalnya karena dia bukan orang yang populer. Dia hanyalah seorang pelayan bakso di d desa O’o, bekerja disitu hanya untuk mendapatkan upah untuk mempertahankan hidup.

Densus 88 yang menembaknyapun tidak pernah mengenalnya bahkan saking tidak mengenal identitasnya sudah sebulan lebih tersimpan dikamar mayat RSU Kramat Jati Jakarta. Walau keluarganya beberapa kali melapor ke Polres dan DPRD terkait raibnya Sirajuddin tapi tak ada pihak yang bersedia mempertemukan orang tua dengan mayat tanpa identitas yang diyakini oleh keluarganya adalah Sirajuddin.

Walau akhirnya terpaksa nekad didampingi keluarganya mendatangi Mabes Polri untuk dapat melihat langsung jenazah yang masih tersimpan dan ternyata tidak salah jenazah itu benar adalah Sirajuddin. Sekedar diketahui Sirajuddin memiliki beberapa nama alias, tetapi nama alias itu diharap tidak dijadikan alasan sebagai seorang yang malang melintang didunia teroris.

Sirajuddin memang memiliki nama seperti Sira dan Eja, dua nama alias itu bukan bikinan Sirajuddin sendiri melainkan kebiasaan masyarakat sekitar, seperti Sira, masyarakat sekitar memiliki kebiasan untuk memperpendek nama seseorang. Sedangkan nama Eja, itu nama ejekan sesama kecil. Sebab kebiasaan setiap orang yang berambut keriting langsung dipanggil dengan nama Eja.

Pemilik Bakso Berkah tempat Sirajuddin bekerja, Abdu Haris mengakui kalau Sirajuddin adalah anak yang baik dan selalu patuh terhadap pekerjaanya. Selain melayani pembeli dengan menyuguhkan bakso, Sirajuddin juga ikut membuat pentolan bakso bersamanya. Sedangkan bila tiba waktu shalat Sirajuddin tak pernah ketinggalan untuk shalat berjama’ah dimasjid sekitar itu. ”Anaknya sangat rajin shalat dan mengaji, kebetulan anak-anak sekitar juga sangat rajin-rajin menjalankan perintah agama,” tutur Haris.

Haris mengakui tidak tahu menahu kalau ada kegiatan lain diluar itu, tetapi 10 hari sebelum terjadi penggerebekan oleh densus 88 yang menewaskan lima orang terduga teroris Sirajuddin tidak datang bekerja. Haris mengira ketidak hadiranya karena pulang kampung halamanya yang berjarak sekitar 10 km. Tetapi pasca penggerebekan itu diakuinya sejumlah anggota Polisi dan intel silih berganti mendatanginya menanyakan perihal aktifitas Sirajuddin.

Tentu saja kedatangan sejumlah polisi dan intel menandakan bahwa anak buahnya itu adalah salah satu yang tertembak. ”Sirajuddin adalah anak pendiam dan tak pernah macam-macam,” terangnya.

Sirajuddin diketahuinya pernah bersekolah di SMK Woja tetapi karena tidak berkemampuan terpaksa keluar. Soal Sirajuddin pernah bersekolah di Pondok Pesantren Usman Bin Affan sejauh ini tidak diketahuinya. Malah ditegaskan Sirajuddin tidak pernah bersekolah di Ponpes yang bersangkutan, tetapi teman-temanya rata-rata bersekolah di Ponpes Usman Bin Affan. ”Yang saya tahu dia tidak pernah sekolah di Ponpes Usman Bin Affan,” terangnya.

 

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]