oleh

Abdul Fakkah, Politisi Fenomenal DPRD Dompu

DOMPU-Sosok politisi Golkar Abdul Fakkah tiba-tiba membahana dijagad maya. Teriakanya ada perampok digedung legislatif saat paripurna APBD-P 05 Oktober 2017 lalu menyita perhatian publik.

Beragam komentar berdatangan, aktifis, LSM, Advokat serta masyarakat biasa memberikan tanggapan. Pro dan kontra serta rasa apatisme berbaur menjadi satu, tetapi satu hal yang diyakini bahwa ada sesuatu yang terjadi dilembaga wakil rakyat itu.

Abdul Fakkah memang sosok yang fenomenal, keseharianya dia tidak banyak bicara, diledekpun dia tak pernah marah, kecuali menyinggung sukunya. Dia juga tak segan-segan bercerita tentang masa lalunya yang kelam.

Era 80 hingga 90-an nama Fakkah cukup dikenal dikancah premanisme Nggahi Rawi Pahu, dia cukup memiliki keberanian untuk berhadapan dengan siapapun, termasuk aparat Polisi dan TNI.

Dunia hitam menjadi bagian hidupnya dimasa muda, itu menurut Fakkah adalah masa lalu yang tak perlu terulang kembali. Kehidupan bromocahnya dilepas setelah dirinya dipilih menjadi Kepala Desa Soriutu.

Kepemimpinan Abdul Fakkah ternyata dilirik oleh partai Golkar. Tahun 2004 dia mencoba bertarung dilegislatif dan berhasil mendapatkan suara terbanyak didapilnya, jadilah dia seorang politisi.

Periode pertama Abdul Fakkah belum mampu memberikan warna dilegislatif, malah sebuah peristiwa yang tidak menyenangkan terjadi. Abdul Fakkah ditangkap oleh aparat Polresta Bima karena dicurigai sebagai seorang teroris.

Saat itu memang tengah gencar-gencarnya memburu dan menangkap seseorang yang dicurigai teroris. Wajah Abdul Fakkah memang sangar dengan jenggot yang dibiarkan terurai panjang.

Bersama dengan Sirajuddin SH kini Wakil Ketua DPRD Dompu melakukan perjalan dinas Kota Makasar. Pulang menggunakan kapal laut, rupanya didalam pelayaran menuju pelabuhan Bima sosok Fakkah dicurigai.

Begitu menginjakan kaki di Pelabuhan Bima, Abdul Fakkah telah ditunggu oleh sejumlah personil polisi. Tanpa ampun Fakkah langsung digelandang menuju Polres Kota Bima walaupun Sirajuddin telah berusaha meyakinkan bahwa mereka adalah anggota DPRD Dompu yang baru pulang dari kunjungan kerja ke Makasar.

Di Polres Bima Abdul Fakkah juga mati-matian menjelaskan bahwa dirinya anggota DPRD, tapi waktu itu tidak cukup kuat untuk melepaskan diri dari cengkraman petugas kepolisian.

Sampai akhirnya, Wakil Ketua DPRD Dompu Drs H Syafrin AM bersama rombongan datang ke Polres Bima untuk menjemputnya.

Menghadapi perlakuan yang diterimanya, Abdul Fakkah tidak menunjukan ekspresi marah yang berlebihan. Hanya saja yang disayangkan aparat polisi begitu mudah menangkap orang hanya karena ciri-cirinya yang sama memiliki jenggot panjang.

Menurut Fakkah berurusan dengan aparat kepolisian bukan hal yang baru, tetapi prinsip untuk tidak kembali kejalan yang tidak benar adalah keharusan. Cukuplah dulu waktu muda pernah menjalani hari-hari yang kelam, setelah tua ingin menjadi panutan dan memiliki nilai untuk dikenang. (Admin)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]